NOVA.id - Pesawat adalah moda transportasi paling aman dengan tingkat kecelakaan rendah di antara moda transportasi lainnya.
Namun di periode 2018-2019, penyataan itu seakan diragukan.
Pasalnya hanya dalam selisih 5 bulan, dikabarkan ada dua pesawat yang mengalami kecelakaan nahas hitungan menit setelah lepas landas, yakni Lion Air JT610 di Indonesia dan Ethiopian Airlines ET 302 di Addibs Ababa.
Hal ini lantas menjadi tanda tanya besar yang sulit terpecahkan, bahkan keluarga korban saat itu kesusahan mendapat kepastian.
Tiga tahun berselang, akhirnya fakta di balik kecelakaan tersebut pun terungkap melalui film dokumenter orisinal Netflix karya sutradara Rory Kennedy, Downfall: The Case Against Boeing yang tayang sejak 18 Februari 2022.
Dalam investigasinya menyebut, kecelakaan yang merenggut 346 nyawa itu terjadi karena kelalaian pabrik pesawat Boeing, di bagian Computer Controlled Stability System yang dikenal sebagai MCAS (Maneuvering Characteristic Augmentation System) dalam produk barunya, Boeing 737 Max 8, pesawat digunakan dua maskapai tersebut.
Saat kecelakaan, MCAS yang bisa dibilang penyimbang pesawat baru yang irit bahan bakar ini menerima false indication dari sensor AOA (angle of attack yang berfungsi mengukur besaran sudut pesawat saat terbang).
Fatalnya, pilot yang mengendarai pesawat tersebut disebut tak mengetahui adanya sistem baru itu. Sehingga, pilot lepas kendali dan kecelakaan pun tak bisa dihindari.
Ironisnya, saat proses investigasi, tak hanya MCAS atau disebut monster mematikan, yang disebut dalang kecelakannya, tapi ada beberapa fakta tragis yang cukup membuat kita ngeri menontonnya. Apa saja?
Baca Juga: Manifest, Kisah Misteri Tentang Penerbangan Pesawat yang Trending di Netflix
1. Boeing Lepas Tangan
Usai kecelakaan, Boeing disebut tak kooperatif dan lepas tangan dalam menanggapi kasus kecelakaan.
Bahkan, pihaknya tak terbuka mengenai MCAS dan malah menyalahkan pilot yang sudah bertaruh nyawa.
2. Boeing Mengutamakan Profit
Terobosan terbaru Boeing yang merilis pesawat irit bahan bakar membuat penjualannya melejit hingga disebut sebagai produsen pesawat dengan penjualan tercepat sepanjang sejarah.
Tapi nyatanya, Boeing hanya mengejar profil dan abai dengan kualitas, karena merasa tersaingi perusahaan Air Bus yang tengah naik daun juga.
Bahkan, ada beberapa konsumen yang komplen mengenai adanya benda asing dalam pesawat yang mereka pesan.
3. Enggan Menyediakan Pelatihan Simulator Pilot
Ternyata setahun sebelum kecelakaan, pihak Lion Air Indonesia sempat mempertimbangkan untuk memberi pelatihan simulator penerbangan Boeing 737 Max 8 kepada pilotnya, sesuai kebijakan penerbangan.
Baca Juga: Fobia Naik Pesawat, Sophia Latjuba Sampai Minum Obat Penenang
Lihat postingan ini di Instagram
Namun pabrikan pesawat asal Negeri Paman Sam ini menyebut Lion Air idiot.
Menurutnya hal yang merogoh kocek besar itu tak diperlukan karena sistem yang mereka buat untuk pesawat terbarunya disebut mirip pesawat keluaran sebelumnya, versi 737. Padahal, mereka menambahkan sistem MCAS, yang awam bagi pilot.
4. Risiko Jatuh Hingga 15 Kali
Laporan TARAM (Transport Airplane Risk Assessment Methodology) yang dilakukan oleh FAA (Federal Aviation Administration) menyebutkan bahwa pesawat Boeing memiliki risiko jatuh hingga 15 kali dalam hidupnya.
Tapi FAA dan Boeing tetap mempertahankan pesawatnya terbang.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR