NOVA.ID – Setelah ramai tren hilang healing di media sosial, pastinya banyak juga pertanyaan
lainnya yang muncul di kepala.
Mulai dari berapa lama waktu ideal untuk healing, sampai apakah healing bisa diturunkan pada anak.
Agar semua pertanyaan terjawab, yuk simak penjelasan lengkap dari Adjie Santosoputro, praktisi Mindfulness pada NOVA mengenai 7 pertanyaan penting soal healing yang perlu diketahui jawabannya.
1.Berapa lama waktu untuk healing?
Healing bukanlah proses linear atau seperti laju garis bertahap yang kita pikir akan selalu maju.
Namun, alur pemulihan itu bisa maju dan mundur.
Kita dari titik A sudah berhasil ke titik B, mau bergerak ke titik C tidak bisa, dan malah mungkin bisa kembali ke awal lagi.
“Ini karena tembok atau lukanya begitu tebal. Semakin mendalam lukanya maka semakin lama proses pemulihannya, dan tidak apa-apa. Jika kita melihat lebih mendalam perihal luka ini, proses pemulihan, perjalanan pulih itu bisa terjadi sepanjang hidup.”
Baca Juga: Awas Salah Kaprah, Ini Perbedaan Self Healing dan Refreshing
2. Siapa paling butuh healing?
Tentu saja setiap individu dengan kondisi batin yang memang sudah tidak selaras, dan ini bisa jadi kita semua.
Hanya ukuran dan tingkatnya saja yang beda-beda.
Dengan artian, kita semua butuh healing.
Bahkan, tidak perlu menunggu parah dulu baru berusaha memulihkan batin.
3. Apakah ibu tetap bisa melakukan healing?
Tentu saja bisa, meskipun mungkin ada begitu banyak hal yang harus Sahabat NOVA lakukan.
Sehingga, barangkali perlu lihai untuk memilah dan memilih apa yang benar-benar penting untuk dilakukan dan dikerjakan dan mana yang tidak.
Jadi, perlu adanya energi manajemen memilah dan memilih agar proses healing bisa direncanakan sekalipun memakan waktu yang panjang.
Baca Juga: Bersama Sang Suami, Yura Yunita Lakukan Healing yang Benar di Bali
4. Apakah luka batin bisa berpindah pada anak?
Jika luka batin tidak diurai, bisa saja.
Jika tidak diputus, maka akan menjadi reaksi berantai yang buruk pada generasi-generasi berikutnya.
Untuk itu, cobalah meniatkan diri berlatih memutus rantai itu dengan healing tadi.
Saat kita sadar ada yang salah pada diri dan mau untuk melakukan healing, maka hal ini bisa mengurangi kemungkinan kita mentransfer kemarahan, kebencian, atau luka batin kita kepada anak atau pasangan kita.
5. Kapan perlu bantuan orang lain untuk healing?
Jika ada rasa enggak nyaman, kondisi mental sudah mengganggu rutinitas dan relasi maka disarankan mulai mencari bantuan.
Penting diingat, mencari bantuan ini enggak harus langsung konseling, kok, meski dengan konseling akan lebih baik.
Tapi bisa juga dengan bantuan yang didapat lewat mengumpulkan bekal ilmu soal kesehatan mental.
View this post on Instagram
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Yura Yunita Pulihkan Luka Batin Hingga Salah Kaprah Soal Healing
6. Boleh minta bantuan healing dari pasangan?
Boleh-boleh saja meminta bantuan pada pasangan atau keluarga.
Tapi, kita juga perlu sadar sebagai peminta bantuan, bahwa mereka akan membantu hanya sebatas kemampuan mereka.
Mengingat tidak semua orang memiliki bekal yang cukup untuk menyikapi kondisi mental kita.
7. Apakah healing perlu diimbangi dengan olahraga?
Kesehatan itu persoalan keutuhan, fisik dan mental.
Maka untuk menyehatkan mental, kita juga perlu berupaya menyehatkan fisik kita.
Perlu berolahraga dan makan makanan yang sehat.
Bisa jadi keringnya kesehatan mental kita dipengaruhi oleh ranting atau akar fisik yang kurang sehat.
Nah, itulah 7 pertanyaan penting soal healing yang perlu diketahui segera.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR