NOVA.id - Nama Marshel Widianto kini sedang ramai diperbincangkan publik.
Marshel Widianto tidak menyangka jika niat baiknya dengan Dea Onlyfans berbuntut masalah hukum.
Marshel menceritakan secara runut mengapa dia memborong 76 video seks Dea Onlyfans.
Marshel membeli konten berupa video seks Dea Onlyfans karena ingin membantu perekonomiannya.
Marshel sengaja tidak membeli video tersebut melalui platform Onlyfans karena ingin memberi uang sesuai nominal yang Dea jual.
"Baru gue tanya lu jual konten karena gue mau membantu gue mau kasih uang melalui dia."
"Kenapa gak Onlyfans karena mungkin nanti ada potongan harga akhirnya gue kasih dia langsung,” kata Marshel Widianto ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2022) dilansir dari Grid.ID.
Hati Marshel iba ketika mengetahui Dea menjual video seksnya demi mendapatkan penghasilan.
“Sejujurnya gue dari orang susah. Kadang wanita seperti itu pasti fokusnya ekonomi, akhirnya gue penasaran juga, gue tuker konten akhirnya,”
Baca Juga: Rekomendasi Menu Khas Sunda Persembahan Chef Juna, Cocok untuk Buka Puasa
“Kenapa pake nomer sendiri karena niat gue membantu, padahal bisa aja tapi karena niat gue ngebantu."
Marshel diberi 76 video seks dalam satu Google Drive. Untuk mengakses itu, Marshel menggunakan akses berupa kata sandi.
“Google Drive, ketika masuk harus pakai password,” kata marshel.
Dalam pengakuannya, Marshel hanya mengakses video tersebut hanya satu kali.
Sebab, dia menghapus akses menuju video seks Dea Onlyfans.
"Satu Google Drive, gue masuk Google Drive pake passward, setelahnya gue hapus. Sekali aja waktu itu,” tandasnya.
Marshel hari ini diperiksa polisi terkait video seks yang dia beli dari Dea Onlyfans selama 4 jam.
Marshel untuk saat ini masih berstatus sebagai saksi untuk kasus video seks Dea Onlyfans.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul 'Gue Iba Sama Dia' Niat Baik Berbuntut Kasus Hukum, Marshel Widianto Blak-blakan Ungkap Alasan Borong 76 Video Syur Dea Onlyfans
Source | : | Grid.ID |
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR