"Gue sikut-sikutin lah, kan gue udah engap, gue reflek, satu orang bapak-bapak pegang sini (siku) gue, gue sikut. Gue inget banget kata-kata gue 'jangan pegang tangan saya, pegang barang lain, karena kalau pegang tangan saya, kita berdua mati,'" kenang Ifan.
Orang tersebut dan Ifan akhirnya berpegangan pada meja. Namun, keduanya kembali tenggelam saat ada orang lain yang datang ke meja itu.
"Begitu tenggelam di situ, gue ini udah nyerah lah. Udah cukup lah, Ya Allah cukup deh gue, gue udah capek, udah enggak ada tenaga lagi," ucap Ifan.
Ia pun tenggelam dengan tangan ke atas.
Ifan sadar bahwa dengan menahan napas, sistem tubuh dalam keadaan tenggelam masih bisa bertahan 15 hingga 20 menit.
Beberapa saat kemudian, tangan Ifan tiba-tiba menyentuh sebuah kotak. Ia pun terbangun dan berusaha berenang ke permukaan.
Ifan pun terombang-ambing di laut sekitar dua jam bersama tiga orang lain yang juga berpegangan pada kotak itu.
Baca Juga: Brand Indonesia Ramai-Ramai Klaim Tampil di Paris Fashion Week, Begini Kata Ketua Bakominfo Gekrafs
View this post on Instagram
Selama itu, Ifan menyadari bahwa suara orang minta tolong terdengar semakin samar.
"Yang tadinya teriak-teriak tolong, Allahu Akbar, yang nangis-nangis, lama-lama pelan, sepi, tinggal beberapa orang lagi yang teriak," ujar Ifan.
Kemudian, Ifan melihat setitik cahaya, dan ia sadar bahwa itu daratan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR