Space Weather Center (SWPC) Amerika Serikat telah memberikan kelas bagi badai Matahari, dari skala G1 yang paling rendah dan G5 yang terekstrem.
Badai Matahari yang paling ringan sekalipun bisa menyebabkan fluktuasi jaringan listrik, bahkan pengoperasian satelit di orbit.
Kemudian sinyal radio, sistem navigasi, serta hewan yang bermigrasi dapat terganggu karena fenomena ini.
Ketika badai geomagnetik bersentuhan dengan medan magnet Bumi, berpotensi menyebabkan pemadaman radio, bahkan pemadaman listrik jika secara langsung menyerang transformator.
"Risiko pemadaman radio tetap rendah, tetapi operator #radio amatir dan pengguna GPS menghadapi gangguan di sisi malam Bumi," tulis Skov melalui akun Twitter-nya.
Di sisi lain, badai Matahari yang diprediksi akan terjadi pada 14 April 2022 ini menyebabkan pemandangan luar biasa yaitu aurora, seperti Cahaya Utara yang sangat terkenal.
Jika kondisi langit cerah, aurora borealis juga bisa terlihat di sejumlah negara termasuk Inggris bagian utara dan Irlandia Utara.
Skov menambahkan, berdasarkan model prediksi NASA badai Matahari akan menghantam Bumi pukul 12.00 waktu setempat. Sementara model NOAA, yang menunjukkan kedatangan sedikit lebih awal, yakni pada pukul 07.00 waktu setempat.
Baca Juga: Selain Kemenhub, Jasa Raharja Juga Gelar Mudik Gratis, Begini Cara Daftarnya
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Badai Matahari Diprediksi Akan Menghantam Bumi 14 April 2022, Apa Dampaknya?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR