Karena alasan itulah anak bisa saja rewel ketika orangtua menyudahi tontonan dari serial yang ditontonnya.
Lebih parahnya lagi, konten yang tidak berkualitas dapat mengajari anak berdebat dengan orangtua atau memukul anak lain.
Pengaruh buruk yang disampaikan Hanson juga tercermin dari sebuah studi yang dilakukan peneliti University of Alberta.
Pasalnya mereka mendapati anak yang menghabiskan setidaknya dua jam per hari di depan layar lima kali lebih mungkin menunjukkan gejala ADHD.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan anak yang menatap layar hanya selama 30 menit atau kurang.
Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Anak Tantrum di Muka Umum agar Tak Repot
"Jika orangtua memilih membiarkan anak Anda menonton TV, penting untuk memilih acara berkualitas tinggi," tandas Hanson.
Benarkan acara TV dan CoComelon menyebabkan tantrum dan terlambat bicara?
Kembali lagi ke bahasan awal, pakar memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang CoComelon yang menyebabkan tantrum dan keterlambatan bicara pada anak.
Salah satunya diungkap konselor kesehatan mental klinis asal Walden University, Rebecca G. Cowan.
"Tanpa penelitian empiris pada acara CoComelon, tidak ada data untuk mendukung klaim bahwa acara ini terlalu merangsang karena kecepatan adegannya," jelasnya.
Ia menambahkan, tidak ada bukti bahwa CoComelon menyebabkan tantrum atau keterlambatan bicara.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR