NOVA.id - Penyakit hepatitis bisa menyerang siapa saja, termasuk orang dewasa.
Ada banyak jenis virus hepatitis, namun yang paling banyak dialami adalah jenis A, B, dan C.
Tahukah Sahabat NOVA bahwa ternyata hepatitis bisa berpengaruh pada kesuburan perempuan dan juga laki-laki.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, dr. Febriyan Nicolas K., Sp.OG, M.Kes.
Febriyan mengatakan, pada laki-laki, hepatitis bisa menyebabkan berkurangnya jumlah dan kualitas sperma.
"Ada beberapa penilitian yang menyatakan bahwa penderita hepatitis bisa menyebabkan jumlah dan kualitas sperma berkurang," ujar Febriyan dalam Instagram Live bersama NOVA, Senin (30/05) sore.
Febriyan menuturkan bahwa penyakit hepatitis biasanya diikuti dengan adanya infeksi menular seksual (IMS).
"Seringkali hepatitis tidak berdiri sendiri, ada infeksi menular seksualnya. Si IMS ini bisa menyebabkan kerusakan saluran sperma, sehingga sperma nggak bisa keluar karena tersumbat dan sebagainya," jelas Febriyan.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada perempuan, di mana hepatitis bisa membuat gangguan pada saluran telur.
Baca Juga: 2 Cara Vicky Shu Melindungi Anak dari Hepatitis Akut Misterius
"Sama, ini juga terjadi pada perempuan. Perempuan juga ada saluran telur."
"Penderita hepatitis yang akut biasanya juga begitu. Si IMS-nya juga bisa menyebabkan sumbatan atau kerusakan pada saluran telur. Itu juga menyebabkan angka infertilitas meningkat," papar Febriyan.
Kalau penyumbatan pada saluran telur terjadi, Febriyan mengatakan, perempuan bisa saja perlu menjalani bayi tabung untuk mendapatkan keturunan.
"Ada kerusakan tuba atau kerusakan saluran telur, itu bisa menyebabkan sumbatan, sehingga kita harus lakukan pemotongan saluran telur kalau memang perlu, sehingga pasiennya harus melakukan bayi tabung, itu siklus parahnya," ungkapnya.
Bukan hanya masalah pada saluran telur, hepatitis juga bisa menyebabkan gangguan pada siklus haid.
"(Hepatitis) yang akut bisa bikin gangguan siklus haid, apalagi yang kronis," ucap Febriyan.
Tentu saja hal tersebut bisa dicegah, salah satunya yaitu dengan menerima vaksin hepatitis.
"Tapi kalau cepat ditangani apalagi secara pasien-pasien cepat diberikan vaksinasi, itu lebih aman," katanya.
Febriyan mengatakan, semua orang boleh menerima vaksin hepatitis, termasuk ibu hamil.
Baca Juga: Masalah Kesuburan yang Kerap Terjadi pada Perempuan, Jangan Sepelekan!
View this post on Instagram
"Boleh kok (semua orang). Ibu hamil juga boleh, kalau memang perlu, dan tinggal di daerah endemi, vaksin saja lebih aman."
"Bahkan dari anak kecil pun saat 12 jam pertama sudah dikasih. Di atas 60 tahun, kalau memang berisiko, boleh vaksin," ungkapnya.
Selain vaksinasi, ada juga cara mencegah hepatitis yang lain, yaitu dengan menghindari faktor risikonya.
Febriyan mengatakan, hepatitis jenis A bisa menular karena darah dan air yang terkontimansi feses penderita.
Sementara hepatitis B dan C ditukarkan secara seksual, atau dari darah, misalnya transfusi darah yang tidak diproses dengan baik, melalui jarum suntik.
Atau tindakan-tindakan lain yang menimbulkan luka, seperti menggunakan sikat gigi yang sama bergantian.
Baca Juga: Covid-19 Memengaruhi Siklus Haid dan Kesuburan? Ini Penjelasan Ahli
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Source | : | Nova |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR