NOVA.id - Perbaikan kesehatan dan pemenuhan gizi merupakan kunci terpenting bagi tumbuh kembang anak-anak.
Hak anak harus terpenuhi terhadap asupan pemenuhan gizi, kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan, serta pola asuh yang baik di dalam keluarga.
Dengan perbaikan kesehatan dan pemenuhan gizi serta pemenuhan hak lainnya, maka anak baru bisa tumbuh optimal dan terhindar dari stunting.
Asal tahu saja, penelitian terbaru South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) yang dikeluarkan pada Juni 2022 lalu mendapati prevalensi anak stunted dan anemia.
Khususnya di antara anak-anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia masih tinggi.
Sebagian anak Indonesia yang menjadi bagian dari penelitian juga menunjukkan masih belum terpenuhinya rata-rata asupan vitamin dan mineral yang direkomendasikan untuk tumbuh kembang yang sehat.
Situasi ini tentunya menunjukkan adanya urgensi yang besar untuk memitigasi permasalahan gizi dengan langkah-langkah kolaboratif dan kebijakan yang strategis.
Tujuannya untuk memberikan anak-anak Indonesia akses yang lebih besar terhadap gizi yang lebih baik dan menurunkan angka malnutrisi serta permasalahan gizi anak lainnya.
Memahami benar akan pentingnya hal ini, dan bertepatan dengan bulan bakti sosial, maka Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Timur dan IIDI Jakarta Utara berkolaborasi dalam program pencegahan stunting dengan meningkatkan perbaikan gizi ibu, bayi, dan anak balita di Rumah Singgah Sahabat Gizi.
Baca Juga: Angka Stunting di Indonesia Masih Tinggi, Ketahui Penyebab dan Cara Mencegah Stunting
Ir. Irawati Susalit, pendiri Rumah Singgah Sahabat Gizi di wilayah Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara, mengatakan bahwa kolaborasi ini didasari oleh fakta bahwa keterbatasan ekonomi membuat sebagian kalangan belum memprioritaskan pemenuhan gizi berkualitas bagi anak dan keluarga mereka.
“Inilah mengapa perlunya intervensi pemenuhan gizi perlu dilakukan terutama bagi bayi dan balita. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menjadi langkah yang saya coba ambil. Saya percaya, setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan akses gizi yang baik,” kata Irawati Susalit.
Selain memberikan pengajaran kepada para ibu tentang pola asuh, bagaimana menyediakan dan memberikan makanan yang baik dan bergizi, serta kebersihan diri dan anaknya, Ira juga secara rutin memberikan asupan susu kepada anak-anak binaannya.
Kandungan gizi dan higenitas yang terjaga, susu juga menjadi asupan untuk memperbaiki status gizi dengan cepat selain protein hewani lainnya seperti telur, ikan dan daging.
Dalam hal ini Frisian Flag Indonesia menjadi salah satu rekan Rumah Singgah Sahabat Gizi dengan secara berkala memberikan donasi susu untuk pemenuhan gizi.
Saat ini, Rumah Singgah Sahabat Gizi mengasuh 25 anak dengan berbagai usia mulai dari bayi hingga anak usia 5 tahun sampai yang ada di PAUD Sahabat Gizi, TK dan SD.
Anak-anak ini dipilih berdasarkan tingkat ekonomi keluarga yang paling rendah.
Tahun ini, Rumah Singgah Sahabat Gizi mulai menangani ibu hamil dan menyusui keluarga miskin di kampung Sawah Cilincing dengan memberikan makanan yang bergizi.
Itulah tadi upaya perbaikan kesehatan dan pemenuhan gizi yang dilakukan oleh Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Jakarta Timur dan IIDI Jakarta Utara.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR