View this post on Instagram
Juru bicara PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, data yang dikelola PLN dalam kondisi aman sebagaimana mestinya.
Data yang beredar juga disebut data replikasi, bukan data transaksional aktual dan sudah tidak update.
PLN mengaku telah dan terus menerapkan keamanan berlapis bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk tindakan pengamanan yang sangat ketat dengan tujuan memperkuat dan melindungi data-data pelanggan.
"Kami pastikan server data milik PLN aman dan tidak dimasuki pihak lain. Selain itu data transaksi aktual pelanggan aman," kata Gregorius, dilansir dari Kompas.com.
"Kami sedang melakukan investigasi atas user-user yang terotorisasi dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, bilamana ditemukan indikasi pelanggaran hukum menyangkut kerahasiaan data perusahaan," pungkas Gregorius.
Sebelumnya, kebocoran data di Indonesia juga pernah terjadi.
Pada Januari 2022, publik dikejutkan dengan adanya kebocoran data jutaan pasien di server Kementerian Kesehatan.
Data kepesertaan BPJS Kesehatan juga mengalami kebocoran pada Mei 2021.
Data pengguna dari aplikasi Electronic Health Alert (e-HAC) buatan Kemenkes juga dilaporkan bocor pada Agustus 2021.
Tentunya rentetan kasus ini perlu menjadi evaluasi bagi instansi terkait untuk memperbaiki sistem keamanan digital mereka.
Pasalnya, di era ini data menjadi komoditas yang sangat mahal harganya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
KOMENTAR