NOVA.id - Bekerja terlalu panjang, Cinta Laura tak punya waktu untuk dirinya sendiri hingga merasa burnout dan frustasi.
Pekerjaan sebagai seorang figur publik kelihatannya memang menyenangkan. Uang berlimpah, pamor cerah, hingga tawaran pekerjaan bernilai fantastis yang bikin pundi-pundi kekayaan terus mengalir. Tapi ternyata hasil jerih payah yang selama ini mereka dapatkan itu sepadan dengan rasa sakit, frutasi, dan air mata yang dicurahkan. Terlebih lagi bagi artis yang memang workaholic alias gila kerja seperti Cinta Laura.
Cinta sadar bahwa terkadang dia terlalu keras terhadap dirinya sendiri. Diakui perempuan kelahiran Jerman, 17 Agustus 1993 ini, beberapa bulan terakhir dirinya bisa bekerja selama 18 hingga 22 jam sehari.
Padatnya jadwal yang dijalankan perempuan berusia 29 tahun ini, lantaran dia harus menyelesaikan syuting di Bali untuk sebuah judul serial. Namun di sela-sela libur syuting, Cinta tak menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat.
Ya, pelakon Sarah dalam film Devil On Top (2021) ini justru menggunakan waktu liburnya untuk menyelesaikan pekerjaan lain. Saat ditemui NOVA di kawasan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, Cinta menggambarkan secara detail bagaimana pola kerja yang dia lakukan.
Cinta cerita, usai manggung untuk sebuah acara di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini, pelantun lagu Markisa ini baru tiba di rumahnya di Jakarta pukul dua pagi. Setelah tidur tiga jam, dia bergegas ke Bandara pada pukul 05:30 untuk bertolak ke Bali.
Begitu sampai di sana, aktris yang hobi baca buku ini tak sempat beristirahat, karena harus syuting sampai jam empat pagi. Alhasil, Cinta baru bisa memejamkan matanya sekitar jam enam pagi di hari berikutnya.
“Sampai hari ini syuting setiap hari, dari pagi sampai malam. Tadi malam itu kita break jam 12 malam. Aku baru tidur jam 1 pagi, lalu bangun jam 5 (pagi). Ke airport ambil flight jam 7 pagi. Sampai Jakarta langsung hair and makeup, sekarang ada di sini. Setelah event ini, aku langsung kembali ke Bali, karena besok jam 6 pagi sudah harus di set lagi,” beber Cinta tertawa.
Selanjutnya ada pula isu spesial mengenai pemakaian pinjaman online atau pinjol. Kalau tujuannya benar, pinjol jadi layanan yang bisa menguntungkan.
Baca Juga: Tragedi Halloween Itaewon, Polisi Korsel Suspek 6 Orang Tersangka
Mendengar banyaknya berita negatif soal pinjaman online (pinjol) bikin Marissa (28), yang tinggal di Tangerang Selatan, skeptis pada layanan keuangan yang satu ini. Tak punya manfaat dan hanya bikin celaka. Ia menganggap semua pinjol sama saja buruknya. Bahkan ia memandang “hina” mereka yang ngutang pakai pinjol.
Mungkin banyak yang berpikir sama seperti Marissa. Memang, pinjol memiliki citra yang buruk lantaran banyaknya kasus pinjol ilegal yang mencuat—tak jarang sampai viral. Apalagi ada yang sampai terjebak utang puluhan atau ratusan juta rupiah, lalu pinjam ke mana-mana untuk melunasinya. Tak jarang pula kita dengar berita ada yang sampai bunuh diri karena depresi terjebak pinjol.
Namun, jangan lupa, yang sering kali bermasalah adalah pinjol yang ilegal. Sementara ada pinjol yang legal (terdaftar di OJK) dan ada banyak orang yang terbantu dengan pinjaman ini.
Sebut saja Margaretha, perempuan 27 tahun asal Bogor. Ia sempat meminjam uang melalui pinjol untuk membeli gawai demi menunjang pekerjaannya.
“Waktu itu butuh banget gawai baru untuk kerja. Kalau dipaksakan beli cash, terlalu berat saat itu. Jadi memutuskan untuk pakai pinjaman online, karena berpikir mencicil bisa lebih ringan. Aku pastikan background perusahaannya, bunganya berapa, berapa yang harus aku bayar per bulan, bagaimana cara bayarnya, sampai denda dan syarat dokumennya. Akhirnya bulat buat pinjam. Mudah dan 10 bulan kredit lancar karena autodebet juga. Gak ada masalah, malah terbantu banget,” ujarnya.
Mendengar cerita Margaretha, kita bisa melihat bahwa pinjaman online bukanlah hal yang buruk dan harus dijauhi.
Toh, sejatinya pinjaman online adalah bagian dari financial technology (fintech) yang punya tujuan positif juga. Di antaranya untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses produk-produk keuangan bagi yang membutuhkan layanan finansial dan menyederhanakan transaksi dengan penggunaan teknologi.
Saat ini pun layanan pinjol memang diperbolehkan dan ada di mana-mana. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Agustus 2022 sudah ada lebih dari 100 layanan pinjol legal yang bisa kita gunakan. Catat, pinjol legal, ya.
Di sisi lain, jumlah orang yang menggunakan jasa pinjaman online justru bertumbuh pesat.
“Saya tidak bisa komentar soal pinjol ilegal. Nasihat saya untuk pelanggan-pelanggan, cek legalitasnya. Kami sendiri sudah di bawah pengawasan OJK. Di tahun 2022 sampai September, dibandingkan tahun lalu, total pembiayaan kami naik kira-kira 22 persen. Semua produk naik, pembiayaan, modal usaha, pembayaran, paylater,” ujar Sheldon Chuan, Chief Marketing & Digital Officer Home Credit Indonesia yang menyediakan saat ditemui NOVA.
Kalau begitu, aman dan boleh saja berutang dengan pinjol?
Baca Juga: Jorok! Amber Heard Diduga BAB di Pinggir Jalan, Tetangga Ingin Mantan Johnny Depp Pindah
Boleh untuk Utang Tertentu
Sebenarnya, berutang itu adalah hal yang wajar bila kita memang sedang membutuhkan biaya.
“Boleh dan sah-sah saja ketika kita mau mengambil sebuah pinjaman atau utang melalui pinjaman online. Tapi yang pasti utang itu harus dibayar dan dilunasi dengan benar. Serta penting untuk menentukan tujuan yang tepat sebelum meminjam,” ujar Tommy Hilman, CFP., Financial Planner dari Finante.id.
Memang, bagaimana tujuan berutang yang tepat itu?
Jadi, dikenal ada dua jenis atau tujuan utang, yakni utang konsumtif dan utang produktif. Utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk membeli barang yang tujuannya untuk dikonsumsi atau digunakan. Biasanya nilai barang akan turun seiring waktu. Sementara, utang produktif adalah utang yang bisa menghasilkan atau membentuk suatu harta atau penghasilan baru.
Nah, tujuan berutang yang dikatakan tepat, menurut Tommy adalah berutang dengan tujuan produktif.
“Ada tiga kata kunci dalam utang produktif. Pertama kita membentuk aset atau harta kita. Kemudian nilainya naik atau meningkat, dan ketiga memberi penghasilan. Jadi yang diutamakan sebaiknya untuk utang produktifnya,” jelas Tommy.
Lalu, Tabloid NOVA Terbaru edisi 1812 ini juga mengupas tentang tips-tips, kesehatan, resep di rubrik Sedap Sekejap, ramalan soal karier, percintaan, dan kehidupan di rubrik Astrologi, hingga kabar terbaru dari dunia entertainment.
Semuanya terangkum dalam Tabloid NOVA Edisi 1812.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR