Jawab saja bahwa yang dilakukan adalah bentuk kasih sayang, misalnya, “Mama sayang Papa, jadi peluk Papa. Mama juga sayang Dede, jadi Mama peluk Dede juga.” Jadi anak akan belajar bahwa dia merasa disayang kalau dipeluk.
Tapi, sejauh mana, sih, kita bisa menunjukkan kemesraan itu pada anak?
Tetap dengan Batasan
Meskipun begitu, kita tetap harus memiliki batasan saat bermesraan di depan anak, sesuai dengan hukum, norma, dan sosial yang berlaku di masyarakat. Misal, di Indonesia tentu tidak umum mencium bibir di depan anak.
“Mudahnya, untuk batasan ini konteks bermesraan bisa dilakukan oleh sesama anggota keluarga. Jadi itu bisa dilakukan baik oleh ayah ke ibu atau anaknya, atau ibu ke pasangan atau anaknya, atau sebaliknya anaknya ke bapak dan ibunya. Seperti memeluk, cium pipi, bergandengan, dan lain sebagainya” jelas Stephani.
Baca Juga: Cemas Pasangan Enggak Pernah Posting Foto Bersama, Wajar Enggak ya?
View this post on Instagram
Tak lupa juga, dalam proses mengajarkan kasih sayang ini, sesuaikan dengan usia anak. Misal saat anak masih kecil, kita cukup memberitahu anak bahwa apa yang dilakukan mama dan papanya adalah bentuk dari kasih sayang. Saat anak semakin besar, kita bisa mulai menjelaskan kepada anak soal lawan jenis.
Misal, “Mama sama papa boleh bermesraan atau pegangan tangan karena suami istri, tapi kalau papa boleh enggak pegangan sama mbak yang bantu di rumah, ya, enggak boleh.” Melalui penjelasan seperti ini, kita pun berharap anak akan memahami arti kasih sayang dan batasannya.
Jadi, jangan panik lagi kalau kepergok sedang berpelukan, ya.
Baca Juga: Ternyata Orangtua Bisa Jadi Bestie bagi si Kecil, Kenapa Tidak?
Manfaat Bermesraan di Depan Anak
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR