NOVA.id - Tidak semua perceraian bisa diterima oleh setiap pasangan.
Tak sedikit pasangan yang sesudah putuskan bercerai, tetapi masih memendam dendam.
Dengan kata lain, bisa disebut hubungan pasca bercerai, yakni tidak membaik atau musuhan.
Parahnya jika pasangan mantan suami-istri tersebut sudah memiliki anak.
Tentunya anaklah yang bisa mendapatkan dampak buruk atas hubungan tidak akur kedua orangtuanya.
Menurut Rininda Mutia, M.Psi., Psikolog yang merupakan Psikolog Klinis dan Co-Founder Amanasa saat melakukan Live Instagram bersama NOVA beberapa waktu lalu, mengatakan jika memang tak sedikit perceraian yang berakhir damai.
“Tidak semua konflik berakhir dengan kesepakatan, jalanku begini, jalanmu begitu, aku cari bahagia dengan jalanku, kamu cari bahagia dengan jalanmu, biasanya karena kita tidak bisa menerima karena jalan berbeda.
Ketika sudah bercerai, usahakan konfliknya selesai, bukan konfliknya berlalu. Konflik sudah berlalu 2 tahun 10 tahun tapi ada yang belum selesai,” paparnya.
Lebih lanjut, menurut Rininda, mantan suami-istri harus bisa menurunkan egonya untuk menyelesaikan konflik yang ada.
Baca Juga: Waspada! 5 Jenis Makanan yang Dianggap Sehat Ini Ternyata Bisa Bikin Gagal Diet
“Jadi kalau bisa konflik itu selesai. habis putusan cerai baru selesaikan konflik nggak apa-apa,” tambahnya.
Salah satu jalan tengah yang harus dipikirkan ketika masih berkonflik, yakni masa depan anak.
Karena mau bagaimanapun keadaan orangtua, anak berhak mendapatkan kasih sayang utuh dari ibu dan ayahnya.
“Misal ayo kita cari proses negosiasi yang kira-kira win-win solution untuk kita berdua dan ini tujuannya bukan kamu menang atau aku menang tapi ini untuk anak.
Bagaimana kita bisa besarkan anak bareng-bareng karena bagaimanapun, anak memang butuh dua sosok ayah dan ibu,” tandasnya. (*)
Penulis | : | Widyastuti |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR