NOVA.ID - Keguguran berulang memang menyakitkan bagi kita yang mengalaminya.
Kita dan pasangan tentu berharap janin dapat tumbuh dengan sempurna hingga waktu persalinan tiba.
Namun sayangnya, tak sedikit yang justru harus berhadapan dengan kenyataan pahit, yaitu keguguran.
Kehamilan yang terhenti akibat tidak berkembangnya janin, matinya janin, keluarnya hasil pembuahan secara spontan sebelum usia janin menginjak 20 minggu, atau berat janin kurang dari 500 gram disebut keguguran.
Keguguran ditandai dengan keluarnya darah, rasa mulas, dan diikuti dengan pembukaan mulut rahim.
Suatu keguguran disebut keguguran berulang jika telah terjadi sebanyak tiga kali berturut-turut.
Namun demikian, apabila seseorang sudah mengalami keguguran sebanyak dua kali berturut-turut, ada baiknya tidak menunggu untuk kejadian yang ketiga, dan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Normalnya, sekitar 1 dari 6 pasangan (sekitar 15 persen) akan mengalami keguguran.
“Meski demikian, kejadian keguguran berulang bukanlah merupakan sebuah fenomena yang normal. Kemungkinan terjadinya keguguran ulang dapat meningkat dua kali lipat setelah terjadi keguguran dua kali berturut-turut. Namun sayangnya, hampir 70 persen kasus keguguran berulang tidak diketahui penyebabnya,” ujar Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp. O. G, Subsp. F. E. R, MSc.
Lantas, apa faktor penyebab keguguran berulang?
Menurut dr. Kanadi, faktor penyebab kejadian keguguran berulang dapat dibagi menjadi kelainan di sisi janin atau di sisi ibu.
Baca Juga: Deteksi Keguguran, Perlukah Ibu Hamil Jalani Pemeriksaan Fetomaternal?
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR