Festival Lestari menjadi momentum yang tepat untuk saling berbagi pengalaman, pembelajaran, dan praktik terbaik dalam implementasi pembangunan lestari.
Kolaborasi dan pertukaran pengetahuan ini juga dapat mempercepat pembangunan berkelanjutan di tingkat kabupaten dengan terciptanya simbiosis mutualisme antara pemerintah dan masyarakat, saling menghidupkan perekonomian masyarakat.
Misalnya, dalam gelaran festival ini setidaknya ratusan dan ribuan tamu akan hadir ke acara Pasar Warga yang digelar selama tiga hari di Taman Taiganja, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam kesempatan ini, berbagai produk hilirisasi alam akan dipamerkan dan dijual kepada pengunjung yang hadir.
Berbagai komoditas alam seperti kakao, bambu, vanili palmarosa, kopi dan bambu pun telah dirangkum menjadi portofolio investasi lestari bagi Kabupaten Sigi.
Kolaborasi dalam festival ini juga melibatkan kaum muda sebagai penggerak perubahan.
Maka, turut diselenggarakan rangkaian acara seperti Community Talks, Town Hall Muda melibatkan Generasi Lestari dan Pijar Foundation.
“Kami percaya bahwa pergerakan positif kaum muda dapat melahirkan inovasi, maka festival ini dihelat untuk menjembatani antara inovasi dan kearifan lokal budaya di daerah ini. Jadi seluruh rangkaian acara ini dilakukan secara gotong royong dengan berbagai pihak dari pemerintah nasional, provinsi, kabupaten, mitra pembangunan, masyarakat sipil dan orang-orang muda untuk mendorong model ekonomi lestari yang ramah lingkungan dan ramah sosial,” ujar Irwan.
Mitra dan undangan yang hadir dalam Festival Lestari akan berkesempatan untuk berkenalan dengan kearifan lokal, kekayaan alam, komoditas, pariwisata hinga budaya dan kuliner dalam program Telusur Lestari.
Program ini dibagi menjadi lima tujuan.
Pertama, Telusur Rasa Lestari (Sustainable Culinary Journey) untuk menggali kembali cerita dan sejarah menu lokal di Kabupaten Sigi.
Baca Juga: Pasti Cuan! Cara Daftar Kampus UMKM Shopee untuk Dapat Penghasilan Tambahan
Dengan menggandeng mitra dari Kaum Restaurant, Cork & Screw Restaurant, Nasi Peda Pelangi, Masak TV, Parti Gastronomi, dan Kang Duren.
Kedua, Telusur Wisata & Budaya Lestari untuk melihat potensi yang bisa dikembangkan di kawasan Danau Lindu--yang terkenal dengan laboratorium Lore Lindu.
Ketiga, Telusur Alam Lestari untuk mengunjungi Hutan Ranjuri, salah satu hutan purba yang ada di Sulawesi Tengah dengan lokasi yang tak jauh dari kota.
Keempat, Petualang Lestari lewat olahraga paralayang di lokasi Paralayang Wayu yang merupakan salah satu titik terbaik untuk olahraga paralayang di Indonesia dan ASEAN.
Sambil menunggu, peserta akan disajikan kopi Sigi dan durian lezat dari Desa Dombu.
Kelima, Telusur Komoditas Lestari, mengunjungi lokasi produksi dari komoditas-komoditas yang diangkat.
Antara lain kakao di Desa Omu, bambu di Desa Salua, dan sereh wangi, vanili, dan pengembangan palmarosa di Desa Pulu. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR