Imam mengaku tak tahu obat apa yang disuntikkan nakes tersebut ke cairan infus anaknya.
Tanpa bertanya dan meminta persetujuan keluarga, oknum nakes tersebut langsung menyuntikkan obat.
Menurut penuturan Imam, tak berselang lama, sekitar lima menit kemudian Alvito kejang-kejang dan tubuhnya membiru hingga berteriak.
"Saya lihat anak saya seperti itu, saya langsung panik dan teriak bagaimana ini dok. Saat itu saya teriak karena kesannya dokter atau nakes yang bertugas membiarkan anak saya kejang-kejang dan tidak langsung merespon. Bahkan beralasan akan mengambil alat, tapi tidak kunjung ada penanganan," terangnya.
Duka semakin dalam ketika ia mengetahui nyawa anaknya tak terselamatkan. Lantas ia pun langsung menanyakan pada oknum nakes yang menyuntikan obat pada cairan infus Alvito, obat apa yang telah diberikan pada anaknya.
"Katanya hanya diberi suntik obat lambung," ungkapnya.
"Pukul 00.30 Wib (Rabu, 14 Juni) anak saya meninggal. Jadi anak saya itu hanya sekitar dua jam di rumah sakit," tambahnya.
Setelah jenazah Alvito dimakamkan, Imam lantas meminta rekam medis anaknya selama dirawat pada pihak rumah sakit.
"Hasil rekam medisnya tidak sesuai. Waktu anak saya kejang setelah diberi suntikan obat itu hanya jeda lima menit, tapi di rekam medis ditulis 20 menit. Tentu saya tidak puas dan minta rekam medis direvisi sesuai dengan kenyataanya," tegasnya.
Selain itu ia juga sempat meminta rekaman CCTV, pada pihak rumah sakit untuk membuktikan durasi waktu ketika anaknya disuntik hingga mengalami kejang-kejang, namun pihak rumah sakit mengaku CCTV dalam keadaan mati.
"Padahal saya cuma ingin fakta sebenarnya. Tapi kok berbelit-belit. Saya berharap dinas terkait maupun pemerintah mengaudit kinerja rumah sakit ini agar lebih profesional dalam menjalankan SOP," ujarnya.
Baca Juga: Miris! Ibu Hamil Pecah Ketuban Terlalu Lama, Suami Tolak Dirujuk ke RS Berakhir Bayi Meninggal Dunia
Ternyata Ini Usia Ideal si Kecil Pisah Kamar dan Cara Agar Anak Mau Tidur Sendiri
KOMENTAR