NOVA.id - Nama Yenny Wahid kini kembali mencuat menuju Pilpres 2024.
Anak dari Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini memang sudah lama berkarier di bidang politik.
Gencar, nama Yenny Wahid kerap dikabarkan melakukan sejumlah pertemuan dengan tokoh-tokoh politik.
Banyak isu mengungkap Yenny cocok bersanding dengan Anies Baswedan.
Yenny Wahid merupakan salah satu tokoh perempuan yang aktif di bidang politik.
Kiprah perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini tidak main-main.
Yenny Wahid merupakan aktivis Nahdlatul Ulama.
Dirinya menjabat sebagai Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa sejak 2005.
Namun, pada 2008 dirinya dicopot oleh Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB.
Saat menjadi Sekjen di PKB, Yenny ditunjuk sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, Yenny mengundurkan diri pada 2007.
Baca Juga: Psst..Yenny Wahid Ternyata Punya 3 Putri yang Imut Abis! Intip Gayanya
Tidak berhenti dari karier politiknya, perempuan kelahiran Jombang, Jawa Timur ini kembali mendirikan partai sendiri.
Yenny membuat Partai Kedaulatan Bangsa.
Partai ini lalu melebur dengan Partai Indonesia Baru menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru.
Dirinya menjadi ketua umum Partai Kedaulatan Bangsa dari 2008 hingga 2012.
Selain itu, torehan jabatan lain seperti menjadi Komisaris Garuda Indonesia sejak Januari 2020 juga pernah dirasakan Yenny.
Namun, pada Agustus 2021 Yenny mengundurkan diri.
Perempuan kelahiran 29 Oktober 1974 ini juga kerap mendapat berbagai penghargaan termasuk dari Kemenlu Jepang.
Yenny Wahid menerima penghargaan atas kontribusinya membangun hubungan bilateral Indonesia dan Jepang.
Perempuan berkerudung ini juga merupakan Direktur Wahid Foundation.
Yenny juga pernah bekerja di surat kabar Australia yakni The Syndey Morning Herald dan The Age.
Pada 2009 Yenny juga diganjar penghargaan Young Global Leaders oleh World Economic Forum dan kini menjadi pimpinan Global Council on Faith. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR