Terkait dengan peran BP IHC pada pengobatan tumor otak, dokter spesialis bedah saraf konsultan bedah saraf onkologi RS Siloam Lippo Village, Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS (K), menegaskan bahwa BP IHC penting dalam pengobatan tumor otak karena dapat membantu dokter dalam menentukan jenis tumor otak dan strategi pengobatannya.
“BP IHC merupakan teknik patologi anatomi yang melibatkan pewarnaan imunologi dengan pewarnaan antitubulin, inkubasi, dan pengamatan di bawah mikroskop. BP IHC memanfaatkan antibodi monoklonal dan poliklonal yang spesifik untuk protein tertentu. Antibodi ini akan membentuk kompleks dengan protein target di dalam sampel jaringan otak, dan menghasilkan perubahan warna atau fluoresensi yang dapat diamati dengan mikroskop,” sebut dokter yang juga merupakan anggota dari American Association of Neurological Surgeons tersebut.
Proses BP IHC dimulai dengan pengambilan sampel jaringan otak.
Sampel ini akan diawetkan dalam formalin dan kemudian diproses ke laboratorium patologi anatomi.
Di laboratorium, sampel jaringan otak akan dipotong menjadi irisan tipis dan diletakkan pada slide kaca.
Setelah itu, sampel jaringan otak akan diinkubasi dengan antibodi spesifik atau panel antibodi yang sesuai dalam kombinasi tertentu.
Keunggulan Brain Panel Immunohistochemistry
Adapun keuntungan teknik BP IHC adalah menunjukkan pada spesies reaktif jaringan atau sel otak, sehingga mudah dilihat dan diinterpretasikan.
Hasil dari teknik ini dapat memberikan kepastian diagnosis yang lebih akurat dan adanya kebutuhan pengobatan yang lebih spesifik bagi pasien.
Dalam praktiknya, teknik BP IHC biasanya dijalankan oleh para ahli patologi anatomi yang terlatih dan memahami tahapan teknik ini.
Di Rumah Sakit Siloam misalnya, jika sebelumnya pemeriksaan melalui tenaga konvensional, dengan adanya peralatan yang canggih di rumah sakit, ketika pasien melakukan Brain Panel Immunohistochemistry hari ini, maka hasil dan diagnosis dapat keluar hasilnya lebih cepat. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR