NOVA.id - Indeks kualitas udara di Jakarta pada Minggu, (13/08) menjadi yang terburuk di seluruh dunia.
Kondisi cuaca ini diketahui diukur melalui IQAir menggunakan acuan Air Quality Index United States.
Akibat kualitas udara yang tidak sehat, Presiden Jokowi segera memberikan arahan dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (14/08).
Jokowi mendorong perkantoran kembali melakukan WFH atau Work From Home maupun bekerja secara hybrid.
Hal ini disebutnya sebagai upaya mengatasi masalah kualitas udara Jabodetabek yang buruk.
"Dan jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office (WFO), work from home (WFH) mungkin.
Saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5, 2-5 atau angka yang lain," ujarnya.
Apa penyebab polusi udara di Jakarta begitu buruk?
Menurut Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sigit Reliantoro hal ini disebabkan beberapa faktor.
Termasuk, adanya siklus meteorologi dalam 3 bulan terakhir.
"Jadi kalau dari segi siklus, memang bulan Juni, Juli, Agustus itu selalu terjadi peningkatan pencemaran di Jakarta karena dipengaruhi oleh udara dari timur yang kering," terang Sigit dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Loungewear Lokal yang Nyaman Dipakai Bekerja dari Rumah
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR