NOVA.id - Kasus bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat hingga kini masih berlanjut.
Pasien B disebut oleh pihak kepolisian akan melakukan tes DNA.
Pasien B adalah penyebutan dari pihak rumah sakit terhadap D, ibu dari bayi yang diduga tertukar dengan Siti Maullah.
Tes DNA ini akan digelar pekan depan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
"Pemeriksaan DNA atau tes DNA kemungkinan besar akan kami lakukan di minggu depan," terang Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Bogor AKP Yohannes Redhio Sigiro.
Sedangkan Siti Mauliah juga merasa tidak keberatan melakukan tes DNA bersama D.
"Kalau misalnya ini bener anak kita ketuker, kita kan udah saling urus bayi masing-masing, mudah-mudahan kita ke depan saling bersilaturahmi jadi saling kunjung mengunjung.
Kita menyambungkan untuk kekeluargaan jadi saudara lah selamanya," ujar Siti.
Siti dan D diketahui sama-sama melahirkan di RS Sentosa, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 18 Juli 2022.
Siti mengaku jika sempat merasa janggal usai melihat bayi yang digendongnya.
"Sesar hari Senin, Selasa gendong bayi yang asli, terus Rabu pagi jam 06.00 itu saya merasa bayi berbeda pas digendong.
Baca Juga: Pilu, Nangis saat Bertemu Bayi Kandung yang Tertukar, Siti Mauliah Akui Tak Bisa Ikhlas
Dari fisik, muka, rambut, dan kulit berbeda.
Kalau yang bayi saya rambutnya tipis, enggak tebal," bebernya.
Menurut penuturan kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho, D atau pasien B ini awalnya enggan tes DNA karena merasa tidak ada bukti bayi tertukar.
"Pihak keluarga satunya (pasien B) tidak mau tes DNA karena merasa anak mereka.
Tidak ada bukti yang mengarah telah tertukar karena gelang dipakai atas nama mereka sendiri.
Sementara gelang yang di Ibu Siti juga nama mereka," ujarnya.
Pihak RS Sentosa mengakui kesalahan pihaknya yang lalai memberikan gelang dobel.
"Iya, memang ada dua gelang yang namanya sama, dobel. Jadi atas nama salah satu dari Ibu B ada di Ibu Siti," pungkasnya. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR