NOVA.id - Kualitas udara di Jakarta disebut sebagai yang paling buruk sedunia beberapa waktu lalu.
Kualitas udara yang buruk ini mengakibatkan banyaknya keluhan penyakit ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Namun, tidak hanya itu, selain ISPA benarkah polusi udara menyebabkan siklus menstruasi perempuan berantakan?
Melansir dari penelitian Inserm (Institut national de la sante et de la recherche medicale) via Kompas.com, menguji adanya tingkat polusi pada sekelompok perempan dan membandingkan tingkat hormonalnya.
Penelitian ini dilakukan oleh Institute for Advanced Biosciences di Universite Grenoble Alpes, Perancis.
Ada 184 perempuan yang menjadi subjek penelitian dan tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, setuju memberikan sampel urin setiap 1-2 hari selama siklus menstruasi penuh.
Lalu, diukur kadar hormon sesuai ovulasi.
Hal ini untuk mengetahui apakah panjang siklus dipengaruhi oleh polusi.
Selama 30 hari sebelum setiap siklus adalah dasar untuk tiap paparan polusi udara.
Dalam Jurnal Environmental Pollution, ternyata temuannya adalah panjang siklus menstruasi dapat meningkat jika ada konsentrasi partikel halus tertentu yang ada di udara (PM10).
Untuk setiap 10 mikrogram per meter kubik peningkatan partikel polusi, fase folikuler dari siklus menstruasi diperpanjang sekitar 0,7 hari seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Cara Nikita Willy Lindungi Issa dari Polusi Jakarta, Kenali Salt Therapy dan Manfaatnya
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR