Hartono merasa sedih dan kecewa pada pihak rumah sakit.
"Terus kecewa yah, pihak rumah sakit kok bisa sampai lalai dalam hal seperti ini, sekelas rumah sakit seperti itu harusnya sudah memiliki managemen yang bagus tapi kenyataannya ya ini yang terjadi," kata Hartono.
Hartono juga sempat tak sadarkan diri.
"Saya gak sadarkan diri juga saat hasil itu dibacakan, saya diam, bengong, saya sampai berpikirnya ini mimpi atau apa tapi kok nyata. Saya juga nangis sejadi-jadinya apalagi kita udah setahun sama anak yang diasuh sekarang, Si L itu. Gak kebayang," katanya.
Meski demikian, Dian tetap setuju untuk menukar anak kandungnya tersebut.
"Ada anak kandung saya di luar sana, gak mungkin saya gak menerima, walaupun kita membutuhkan waktu," kata Dian.
"Selama satu tahun lebih ini anak yang paling deket sama saya ini, dia yang selama ini setiap hari sama saya, tidur sama saya, saya full ASI, bondingnya saya sama dia deket banget. Kaget, tapi ada anak saya di luar sana yang anak biologis saya, anak kandung saya, memang dia yang seharusnya dapat kasih sayang saya, seharusnya dia yang dapat ASI saya, seharusnya dia yang tidur sama saya setiap malam. itu sedihnya, yang berasa banget sampai sekarang," kata Dian.
Siti Mauliah mengaku sudah memikirkan dampak yang dialami oleh keluarga Dian.
Sehingga Siti tak mau mengganggu Dian yang sebelumnya enggan melakukan tes DNA.
"Saya juga udah kepikiran ke situ, makanya pas nanya cukup satu kali doang, takut. Sikap si mas juga udah kelihatan bahwa kedatangan saya itu beneran ganggu ketenangan dia juga. Makanya saya selalu sendiri aja, gak selalu kunjungan ke rumah ibu dian. Tanya ke bidan, ke dokter juga, kalau misal gelang ketuker," kata Siti Mauliah. (*)
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR