NOVA.ID – Makanan merupakan kebutuhan sehari-hari yang juga memiliki prosentase terbesar dari pengeluaran.
Buat Sahabat NOVA yang tidak terbiasa memasak, membeli panganan yang sudah siap disantap menjadi pilihan.
Namun, makanan yang sudah matang biasanya berharga lebih mahal ketimbang memasak sendiri.
Tak perlu khawatir, karena Sahabat NOVA bisa gunakan tips pintar atur uang ini untuk tetap bisa makan enak dan murah serta bergizi lho.
Apa saja tipsnya?
lDilansir dari kompas.com, simak tips mencari tempat makan dengan harga terjangkau di Jakarta berdasarkan pengalaman para perantau berikut ini.
1. Pilih lokasi dekat universitas
Seorang perantau dari Selayar, Sulawesi Selatan, bernama Mustika Rini atau Karin, menyebutkan bahwa tempat makan dekat universitas bisa menjadi solusi.
Karin biasanya mencari tempat makan yang dekat dengan universitas agar harganya lebih terjangkau.
Karyawan startup di Jakarta ini mencontohkan salah satu area dekat universitas di Jakarta Barat.
Tempat makan di tempat tersebut mematok harga yang lebih terjangkau bila dibandingkan dengan sebuah area komersial di Jakarta Selatan.
Baca Juga: Viral Anak SD Jajan Sampai Rp600 Ribu, Penjaga Kantin Heran saat Orang Tua Beri Izin
2. Pilih lokasi yang agak jauh dari pusat bisnis
Hal yang hampir senada juga diucapkan oleh Aqil, seorang perantau yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, dan tinggal di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Aqil menganjurkan para perantau dan wisatawan untuk jeli dalam melihat posisi tempat makan tersebut.
Hindari makan di segitiga emas atau golden triangle merupakan area perkantoran di Sudirman-Thamrin-Kuningan.
3. Jangan cepat terpengaruh makanan viral di media sosial
Menurut perantau lain bernama Yusuf, harga makanan di Jakarta cukup variatif walau tidak terlalu jauh bila dibandingkan dengan kota-kota lain.
Perantau yang lahir di Medan, Sumatera Utara, dan besar di Makassar, Sulawesi Selatan, ini menganjurkan para perantau untuk rajin mengeksplor tempat. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR