NOVA.ID - Nasib pilu menimpa bayi perempuan asal Riau yang masih berusia 10 bulan ini..
Adiba Hasana Putri, bayi kecil yang harus rela kehilangan kanannya usai kain gendongan yang dikenakan terlilit rantai motor.
Adiba Hasana Putri, bayi perempuan berusia 10 bulan asal Kepenghuluan Sei Berbari, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau, harus kehilangan tangan kananya usai kain gendongan yang digunakannya terlilit rantai sepeda motor.
Melansir dari Kompas.com, peristiwa yang dialami anak dari pasangan Irwan Syahputra dan Hesti Rahayu itu terjadi di Jalan Sultan Syarif Kasim, Kepenghuluan Sei Berbari, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau.
Pada Senin (20/11), sekitar pukul 10.15 WIB Adiba digendong oleh neneknya Nurmani.
Sedangkan, ibunda Adiba, Hesti mengendarai sepeda motor memboncengkan sang nenek yang menggendong bayi 10 bukan tersebut.
Nahas, saat perjalanan, kain panjang gendongan terlilit di rantai sepeda motor sehingga menarik tangan korban hingga ketiganya terjatuh.
Tangan bayi 10 bulan itu putus, sementara ibu dan nenek korban mengalami luka ringan.
Korban yang mengalami luka berat, kemudian dibawa ke rumah sakit di Pekanbaru.
Sementara itu, mengutip dari Kompas.com menurut Kapolsek Bungaraya AKP Aspikar lewat pesan WhatsApp, Sabtu (25/11), kejadian ini murni kecelakaan tunggal karena kurang berhati-hati.
"Penyebab kecelakaan lalu lintas tunggal ini karena kurangnya hati-hati penumpang sepeda motor yang tidak memperhatikan kain panjang gendongan bayi menjulur ke bawah," ujar Kapolsek Bungaraya AKP Aspikar.
"Sehingga terlilit gear sepeda motor," imbuhnya.
Diketahui, kondisi bayi 10 bulan tersebut saat ini sudah berangsur membaik dan masih dalam perawatan di Rumah Sakit Prima di Kota Pekanbaru.
Aspikar mengatakan, pihaknya telah mendatangi keluarga Hesti untuk memberikan bantuan.
Tentu saja kejadian ini menjadi pembelajaran untuk kita semua terutama yang menggunakan sepede motor dan membonceng bayi.
Agar selalu hati-hati dan memperhatikan hal sepele yang bisa berdampak buruk terhadap keselamatan. (*)
Penulis | : | Maulana Wildan Ibrahim |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR