NOVA.ID - Memasuki musim hujan, air yang turun secara lebat ke tanah kerap membuat cipratan.
Cipratan inilah yang biasanya memunculkan noda bekas air hujan.
Noda bekas air hujan bisa dalam berbagai bentuk, namun yang paling sering adalah bercak cokelat karena air bercampur tanah atau bercak putih yang tidak sedap dipandang.
Noda ini tidak hanya merusak penampilan estetika, tetapi juga dapat meninggalkan dampak yang sulit dihilangkan.
Sahabat NOVA tak perlu risau, ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk menghilangkan noda bekas cipratan air hujan di dinding rumah.
Noda bekas cipratan air hujan yang membandel di dinding rumah bisa dihilangkan pakai bahan-bahan dapur alami berikut ini.
1. Cuka Putih
Cara menghilangkan noda bekas cipratan air hujan di dinding yang pertama adalah dengan cuka putih.
Sahabat NOVA cukup mencampurkan cuka putih dengan air dalam perbandingan dengan perbandingan 1:1.
Selanjutnya, gunakan campuran ini dengan sikat lembut atau spons pada noda bekas cipratan air hujan.
Gosok perlahan untuk menghindari kerusakan pada cat dinding.
2. Baking Soda
Siapa sangka, bahan dapur yang biasa untuk membuat kue ini dapat digunakan untuk menghilangkan noda bekas cipratan air hujan di dinding.
Caranya pun cukup mudah.
Buat pasta dari baking soda dan air, lalu aplikasikan pada noda di dinding.
Gosok secara perlahan dengan sikat lembut dan bilas dengan air bersih setelahnya.
3. Air Lemon
Cara menghilangkan noda bekas cipratan air hujan di dinding selanjutnya adalah dengan lemon.
Air lemon yang mengandung asam citric dapat membantu menghilangkan noda bekas cipratan air hujan.
Oleskan air lemon pada noda dan gosok dengan spons lembut.
4. Pembersih Khusu Cat Eksterior
Sebagai alternatif, Sahabat NOVA bisa gunakan pembersih khusus cat eksterior yang tersedia di pasaran.
Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan.
Nah itu tadi beberapa cara menghilangkan noda bekas cipratan air hujan dengan bahan alami.
Semoga membantu. (*)
Penulis | : | Maulana Wildan Ibrahim |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR