NOVA.id - Masalah kulit memang beragam tergantung pada jenis kulit seseorang.
Di Indonesia yang beriklim tropis, masalah kulit yang kerap dihadapi ternyata cukup unik.
Sebab, bukan jerawat yang disangka jadi masalah utama, justru beberapa hal ini yang kerap dikeluhkan para kaum hawa.
Masalah kulit di Indonesia yang kerap dikeluhkan ini dibahas dalam acara 1st in Indonesia : ParagonCorp Skin Genomic Research - Decode Indonesian Specific Skin Needs pada Minggu, (17/12) di JCC Senayan, Jakarta.
Acara ini membahas seputar masalah kulit dan produk terbaru terobosan ParagonCorp yang lebih memahami kebutuhan perawatan perempuan di Indonesia.
Dalam acara ini hadir Alif Kartika B.Sc perwakilan Globat Modest Beauty Brand Development Group Head.
Ada pula dr. Yulia Ariani Aswin seorang Genomic Expert dan dr. Riris Asti Respati yang merupakan dematologist.
Tak lupa, dalam kemeriahannya Tasya Farasya juga ikut memberikan pandangannya sebagai seorang Beauty Influencer.
Berbasis riset dan data, inilah 3 malah utama kulit di Indonesia:
Pertama masalah pori-pori besar.
Kedua, kelipatan di leher.
Ketiga, masalah garis senyum.
Baca Juga: Tasya Kamila Menyerah, Pilih Anak Pertamanya Tak Lanjut Sekolah di Amerika
Rata-rata masalah yang terjadi adalah penuaan lho Sahabat NOVA.
Selain 3 masalah utama tersebut, ada pula permasalahan flek, keriput mata dan bibir, serta kulit kendur di bagian leher.
Bukan jerawat, ternyata permasalah kekenduran kulit justru lebih banyak dikeluhkan.
Hal ini juga disebut dr. Yulia sebagai hasil dari penelitian berdasar genom.
"Genom ada di dlm sel tubuh, dilihatnya pakai alat, pakai laser, biasanya kita ambil dari liur," beber dr. Yulia.
Melalui genom, permasalahan kulit bisa diidentifikasi.
"Skin genomics merupakan komitmen paragon membuat produk berkualitas aman kita melakukan dengan riset," imbuh Alif Kartika.
Sebagai konsumen, Tasya Farasya juga mengaku lebih percaya pada produk yang berbasis sains dan penelitian.
"Back up by science cari yg gak overclaimed, nggak perlu apa-apa cepet, (cari) yang pasti jelas, dan sabar, pasti ada resultnya," pungkas Tasya. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
KOMENTAR