NOVA.id – Color blind atau yang lebih dikenal dengan terminologi buta warna di Indonesia merupakan kondisi yang dimiliki oleh ratusan juta penduduk dunia. Jumlah total penduduk dunia yang memiliki kondisi color blind adalah 350 juta orang.
Berdasarkan data statistik dari situs Colorblind Guide, 1 dari 12 laki-laki atau 8 persen dari total populasi laki-laki di dunia memiliki kondisi ini. Sebanyak 1 dari 200 perempuan di dunia, atau 4,5 persen dari total populasi perempuan mengalaminya.
Ahli optalmologi, dr Andreas Surya Anugrah, Sp.M, FICS, AIFO-K mengatakan bahwa teman color blind di Indonesia juga menerima stigma. Hal ini dikarenakan minimnya edukasi mengenai kondisi buta warna.
Bahkan, ia mengatakan bahwa terdapat salah kaprah dalam pemahaman soal buta warna. Kebanyakan orang memahami bahwa seseorang yang buta warna tidak mampu melihat warna sama sekali. Padahal, tidak demikian.
“Terminologi buta warna sendiri menurut saya kurang sesuai karena tidak semua orang benar-benar sama sekali tidak memahami warna. Ini karena kebanyakan orang memiliki kondisi buta warna parsial yang biasanya tidak bisa melihat atau mengenali kombinasi dua warna. Jadi, lebih tepatnya, kebanyakan orang mengalami kondisi color deficiency,” ujarnya menurut keterangan tertulis yang diterima Nova.id, Jumat (1/11/2024).
Melihat kenyataan tersebut Honda Stylo ingin meningkatkan awareness berupa edukasi mengenai buta warna melalui Inclusivision Project yang diharapkan dapat merubah pemahaman yang kurang tepat perihal buta warna.
Inclusivision Project memberikan ruang untuk teman-teman yang memiliki color deficiency untuk mengekspresikan warna yang mereka mau. Proyek ini dimulai dari kolaborasi Honda Stylo dengan salah satu persona di dunia digital yang juga memiliki color deficiency, Reza “Arap” Octovian.
Reza diberikan kesempatan untuk memodifikasi warna sesuai dengan apa yang diinginkannya berdasarkan karakternya sendiri.
Dalam kolaborasi tersebut, Honda Stylo juga memberikan perbandingan antara hasil modifikasi berdasarkan warna yang dipilih dan yang dilihat oleh Reza Arap. Hal ini bertujuan agar masyarakat umum mulai mendapatkan pengalaman melihat warna dari perspektif orang yang memiliki color deficiency.
Tidak berhenti sampai di situ, proyek ini juga memberikan pengalaman yang lebih menyeluruh dengan menghadirkan platform digital yaitu www.stylovision.id yang bisa diakses masyarakat umum.
Dalam platform modifikasi warna tersebut pengguna bisa memilih warna Honda Stylo 160 sesuai dengan kemauannya. Tidak lupa untuk menyebarkan unsur edukasinya dengan menampilkan juga perbandingan hasil warna modifikasi dari dua perspektif yang berbeda.
Pesan edukasi ini pun sudah mulai merambah ke masyarakat luas dengan telah ditontonnya video digital kolaborasi dengan Reza Arap di akun YouTube welovehonda yang telah mendapatkan perhatian sebanyak lebih dari 9 juta views. Video juga diungga di akun TikTok @welovehonda dan menyedot lebih dari 55 juta views.
Dampak dari edukasi tersebut pun sudah terbukti dengan salah satu komentar dari akun @le_brozki06 yang menanggapi proyek ini
“Selama ini salah kaprah berarti. Saya kira color blind sudah pasti nggak bisa lihat warna tapi ternyata orang color blind tetap bisa lihat warna walaupun spektrum warnanya beda,” tulisnya.
Andreas Surya Anugrah, Sp.M, FICS, AIFO-K juga memberikan pendapatnya memberikan komentarnya mengenai Inclusivision Project.
“Menurut saya proyek kali ini impact-nya akan lebih luas karena project ini menampilkan proses dan kemudian output-nya dapat dilihat langsung sehingga lebih mudah dicerna oleh masyarakat. Harapan saya semoga edukasi ini berkelanjutan hingga impact-nya bisa lebih luas lagi,” ujarnya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Inclusivision Project, kunjungi https://www.astra-honda.com/stylovision/.
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR