Tabloidnova.com - Rampung sudah pameran busana 'Pilgrimage' yang digelar oleh desainer kelahiran Malang, Jawa Timur, yang diadakan sejak tanggal 15 hingga 25 Januari 2015 di Museum Tekstil, Jakarta. Didi Budiarjo berhasil menampilkan arti sesungguhnya dari cinta, karya, dan karsa untuk dunia mode sekaligus seni yang digelutinya sejak 25 tahun silam.
Pada makna sebenarnya, Pilgrimage bukanlah acara glamor yang biasa ia suguhkan tiap melahirkan koleksi busana. Lebih dari itu, Pilgrimage merupakan pameran busana bagian kedua dari trilogi pengembaraan karier mode Didi Budiarjo, yang pantas disebut spektakuler dan fantastis. Mengapa? Selain unik karena digelar di museum dan diadakan untuk merayakan 25 tahun berkarya Didi Budiarjo, Pilgrimage juga begitu detail menggambarkan filosofi hidup, perjuangan karier, sekaligus menunjukkan interpretasi Didi Budiarjo mengenai mode, lengkap dengan atribut pendukungnya.
Sulit mengungkapkan kekaguman jika Anda berkunjung ke sana. Namun secara implisit, Didi mempermainkan suasana hati, pikiran, dan alam bawah sadar Anda melalui serangkaian visualisasi artifisial yang sarat akan estetika serta fenomena. Nama Felix Tjahyadi berada di belakang keberhasilan pameran busana Pilgrimage Didi Budiarjo selaku Art Creative Director.
Terbagi dalam 14 ruang atau kubikel, Museum Tekstil dirombak menjadi kesatuan utuh pameran busana saat Anda mulai menjejakkan kaki di halaman depan dan begitu seterusnya sampai tiap sudut bangunan. Simak kunjungan TabloidNova.com langsung ke pameran busana Pilgrimage oleh Didi Budiarjo beberapa waktu lalu.
Atelier
Elemen sastra, musik, sejarah, seni, serta budaya selalu menginspirasi Didi ketika berkarya. Penemuan berbagai referensi ia kembangkan sebagai titik awal sebuah koleksi dalam studionya yang dituangkan dari sekedar ide kemudian guratan sketsa tangan.
Prelude
Didi selalu menekankan pentingnya eksplorasi akan siluet dan pola yang menjadi basis penting bagi setiap busana yang ia kreasikan. Ruang kedua Prelude menghadirkan ketertarikan Didi dengan garis feminin yang mengagungkan tubuh perempuan.
White
Lekat sebagai representasi nilai kesucian dan kejujuran. Putih bukan hanya simbol semata namun mencerminkan kualitas sebuah karya mode. Ragam gaun malam dan cocktail dress nan dramatis yang kaya ornamen mendapat porsi cukup besar yang menyita perhatian di pameran busana Pilgrimage kemarin.
Boudouir
Aspek esensial yang mendefinisikan kualitas tinggi karya Didi Budiarjo adalah dedikasinya akan pekerjaan tangan. Didi yang mencintai kekayaan warisan Indonesia, selalu aktif melestarikan tradisi sulam di berbagai pelosok Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Faith
Tumbuh besar di dalam keluarga Katolik yang taat, Didi memandang kepercayaan sebagai hal yang sangat penting dalam hidupnya. Guratan garis rancang yang bernada spiritual turut mencitrakan pandangannya dalam menelurkan karya busana.
Voyage
Berniat memperluas persepsi masyarakat Indonesia akan warisan mode dan tekstil negaranya sendiri, Didi menciptakan busana dari songket dan tenun di sisi kanan kubikel keenam dari Pilgrimage.
Gula Kelapa
ketertarikan akan pakaian formal nasional Indonesia, yaitu kebaya dan batik. Salah satu desain kebayanya mendapatkan sorotan khalayak luas ketika dikenakan oleh istri gubernur Jakarta, Ibu Veronica Tan Basuki Tjahaja Purnama, pada saat pelantikan suaminya. Beliau memadankan kebaya nyonya berenda putih dengan selendang batik Pekalongan berwarna merah, sebuah perpaduan yang melambangkan warna sakral kebangsaan Indonesia.
Simak kelanjutan ruang demi ruang Didi Budiarjo dalam pameran 25 tahun berkarya: Pilgrimage, Trilogi Pengembaraan Mode '25 Tahun' Didi Budiarjo (Bagian 2)
Ridho Nugroho
Foto-foto : Agus Dwianto/NOVA
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR