"Tujuan atau goal seseorang melakukan olahraga bermacam-macam, ada yang ingin langsing, sehat, bugar, mengikuti tren, atau menemani pasangan. Tidak masalah apapun motivasinya karena jika sudah terbiasa, ada kecenderungan orang akan terus melakukan. Motivasi harus datang dari diri sendiri agar semangat saat menjalankannya," jelas Grace.
Terkadang dengan berbagai alasan orang jadi malas berolahraga. "Namun, dengan alasan tertentu, seperti mulai merasakan tubuh yang kurang sehat, ingin bugar, atau menemani anak berolahraga karena mulai dewasa, keinginan berolahraga dalam diri seseorang pun akan muncul. Tak ada alasan tidak punya waktu buat olahraga, Andalah yang harus membuat sendiri waktunya."
Dituturkan Grace, olahraga sangat penting karena banyak manfaatnya bagi tubuh. "Mulai dari meningkatkan atau mempertahankan kebugaran, mengatasi berbagai penyakit terutama penyakit degeneratif, dan mencegah faktor risiko penyakit jantung."
Bukan Sekadar Gerak
Olahraga aman sesuai takaran itu tidak sekadar bergerak, misalnya pada orang yang senang tenis, lalu ikut olahraga tenis. "Olahraga yang benar bukan seperti itu, selain bermanfaat juga harus aman. Apalagi, setiap orang sudah memiliki takaran masing-masing."
Sebagian orang menjalankan olahraga tanpa tahu porsi yang pas. "Sehingga mereka berolahraga sampai capek, harus lama, dan berat. Tapi hal ini tidak benar. Bukannya mendapatkan manfaat malah mendapatkan efek merugikan, seperti mengalami cedera atau terjadi gangguan pada sistem kardiovaskuler."
Namun, sebagian orang juga menganggap tanpa berolahraga, badan pun bisa tetap sehat. "Memang benar dikatakan sehat dan jarang terserang penyakit, tapi apakah tubuhnya sudah bugar? Waktu disuruh lari ternyata tidak kuat, saat bekerja tidak tahan lama, tidak bisa mengangkat barang yang berat, atau gampang keseleo. Jadi, bugar menunjang kesehatan dan produktivitas."
Ukur Intensitas
Memilih olahraga harus sesuai minat, mudah diakses, dan memberi manfaat kesehatan dan kebugaran. Selain itu, Anda pun harus mengukur kemampuan diri dan intensitas latihan, agar bisa memulai olahraga aman sesuai takaran. Grace mengemukakan cara mengukur intensitas olahraga melalui tes bicara.
"Kalau saat olahraga masih bisa bicara lancar dan nyanyi berarti intesitasnya ringan. Jika masih bisa bicara cukup lancar tapi tidak bisa nyanyi berarti intensitasnya sedang. Nah, jika bicara dan nyanyinya sudah ngos-ngosan berarti intensitasnya berat."
Cara yang lebih akurat dan mudah mengukur intensitas adalah dengan mengukur denyut nadi. Intensitas sedang denyut nadi maksimal 64-76%, intensitas berat di atas 76%, dan intensitas ringan di bawah 64%.
Noverita K. Waldan
KOMENTAR