Saya (23) menikah sekitar 8 bulan yang lalu dan sampai saat ini belum dikaruniai anak. Saat menikah, saya dan suami memang sepakat untuk menunda punya anak. Cara yang kami tempuh adalah, setiap kali berhubungan, suami selalu membuang sperma di luar vagina. Itu kami lakukan selama kurang lebih 4 bulan. Setelah itu, kami selalu berhubungan intim seperti biasa (sperma tidak dibuang di luar vagina), karena kami berencana untuk segera memiliki anak. Tapi sampai saat ini hasilnya juga belum ada.
Tanggal 1 Februari silam, saya dan suami memeriksakan diri ke dokter. Kata dokter, siklus haid saya panjang. Saya kemudian diberi obat (Endometril dan Agnucaston) untuk menormalkan haid supaya teratur. Dokter juga menyarankan setelah haid saya kembali untuk diberikan obat penyubur. Yang ingin saya tanyakan:
1. Apa pengaruhnya bila sperma dibuang di luar vagina saat berhubungan intim? Suami saya juga cepat berejakulasi, apakah ada pengaruhnya juga, Dok? Apakah perbedaan usia juga bisa berpengaruh pada kehamilan (usia saya terpaut 13 tahun dengan suami).
2. Apa yang dimaksud dengan siklus haid yang panjang dan apa penyebabnya? Apakah wanita yang memiliki siklus haid yang panjang masih bisa hamil? (Siklus haid saya sejak menikah adalah sbb: 6 Juli-4 Agustus-9 September-8 Oktober-3 November-11 Desember-18 Januari).
3. Bagaimana sebetulnya mengetahui masa subur wanita?
4. Obat Endometril dan Agnucaston itu apa, sih? Terimakasih atas jawabannya.
Ny. Yuanita - Jayapura
Yth. Ibu Yuanita di Jayapura,
Pada coitus interruptus (sanggama terputus) pengeluaran sperma dilakukan di luar vagina. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kehamilan, kira-kira semacam KB alamiah. Bila dilakukan atas kesepakatan bersama, cara ini tidak menimbulkan efek samping yang merugikan. Ejakulasi dini dapat saja menimbulkan masalah, terutama dalam hal kepuasan seksual. Bila suami Ibu selalu mengalami ejakulasi dini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli seksologi.
Usia suami Ibu saat ini 36 tahun dan masih termasuk dalam kelompok pria yang sehat secara reproduksi. Artinya masih mampu untuk membuat istrinya hamil. Pria juga bisa mengalami periode ketidaksuburan, sama seperti wanita. Hanya saja masa tersebut lebih lama dibanding wanita. Siklus haid normal adalah haid yang terjadi dengan interval 28 +/- 7 hari, lamanya antara 3-7 hari dan tidak menimbulkan keluhan atau gangguan.
Melihat siklus haid Ibu, tampaknya masih dalam batas normal. Untuk mengetahui perkiraan masa subur, Ibu harus menghitung rata-rata interval haid (minimal tiga bulan terakhir), kemudian nilai rata-rata tersebut dikurangi 14. Masa subur tersebut diperkirakan 14 hari sebelum haid yang akan datang.
Penentuan masa tersebut sebaiknya disertai cara lain untuk memperkirakan masa subur, misalnya pemeriksaan lendir dari mulut rahim, suhu tubuh basal (pengukuran suhu tubuh pada waktu bangun tidur di pagi hari sebelum melakukan aktivitas apapun), adanya peningkatan dorongan seksual, mittelsmerch (timbul nyeri di daerah perut bawah), pada saat terjadinya ovulasi (keluarnya sel telur), atau dengan cara yang lebih canggih, yaitu pemeriksaan kadar hormon tertentu pada air ludah. Kombinasi dari pemeriksaan tersebut akan menambah ketepatan perkiraan masa subur. Bila siklus haid panjang (interval lebih dari 35 hari), apalagi bila tidak teratur, maka akan sulit memperkirakan masa subur.
Endometril adalah suatu obat yang mengandung hormon lynestrenol (tablet 5 mg atau 10 mg) yang dipakai untuk mengobati beberapa kelainan haid, seperti haid sedikit (oligomenorea, hipomenorea), perdarahan haid (menoragia, metrorragia, DUB), atau nyeri haid (dismenorea). Obat ini tidak boleh diberikan apabila ada perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya, wanita hamil, penyakit hati berat, dan penyakit herpes kemaluan (virus herpes tipe II). Agnucaston adalah suatu obat yang berasal dari buah pohon chaste, berbentuk tablet atau cairan, dipergunakan untuk pengobatan gangguan haid akibat insufisiensi korpus luteum, nyeri payudara (mastalgia), sindroma prahaid, dan galaktorea (keluarnya cairan dari payudara wanita yang tidak sedang menyusui). Obat ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau menyusui. Pemberian obat ini sebaiknya tidak bersama-sama dengan yang mengandung hormon progesteron atau gestagen.
KOMENTAR