TabloidNova.com - Pria mana pun tentu ingin selalu memiliki performa sempurna saat berada di atas ranjang bersama pasangannya. Tak hanya kepuasan pribadi yang diidamkan kaum pria saat berhubungan seksual, tapi juga untuk kepuasan pasangannya.
Akan tetapi, kepuasan dalam berhubungan seksual kadang kala mengalami gangguan. Salah satu hal yang paling mengganggu bagi kaum pria adalah bila penisnya susah ereksi. Dalam istilah medis, hal ini disebut Disfungsi Ereksi (DE).
Sayangnya, penderita DE biasanya merasa malu untuk memeriksakan kondisinya kepada dokter spesialis karena DE masih dianggap sebagai hal yang tabu dibicarakan. Padahal, bisa jadi kaum pria juga tak menyadari apa saja penyebab disfungsi ereksi.
Seperti yang diungkap oleh data survei Decision Fuel yang dilakukan tahun 2003 lalu oleh Pfizer Indonesia, faktanya sebanyak 59 persen responden pria di Indonesia kurang nyaman bahkan tak mau berkonsultasi dengan dokter mengenai masalahnya ini.
Lantas apa yang dimaksud dengan DE? Dokter spesialis andrologi dr. Heru H. Oentoeng, MRepro, SpAnd, FIAS, FECSM, memaparkan, "DE merupakan kondisi di mana terdapat ketidakmampuan alat vital pria atau penis untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi untuk melakukan hubungan seksual secara memuaskan."
Sayangnya, kondisi DE, lanjut Oentoeng, sering kali tidak diperhatikan oleh si penderita. Sehingga baru terdiagnosis setelah berkonsultasi ke dokter mengenai masalah kesehatan yang dialami.
"Sebagian besar pria tidak sadar ketika telah mengalami DE. Sebab mayoritas pria di Indonesia mengalami DE ringan atau tingkat 3, di mana penis bisa berfungsi namun tak mampu bekerja optimal. Sementara itu, risiko untuk menderita DE ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia pria."
Oentong mengatakan, ada beberapa faktor yang jadi penyebab disfungsi ereksi. "Selain faktor pertambahan usia, di antaranya juga dipengaruhi oleh adanya riwayat operasi pada area panggul, menderita penyakit kronis, serta gaya hidup yang buruk. Seperti merokok, minum alkohol, narkoba, dan kurang berolahraga.
Oentoeng menyarankan, "Untuk para pria periksalah kesehatan secara berkala dan menyeluruh. Sehingga jika terjadi DE, dapat segera berkonsultasi kepada dokter. Pemeriksaan pasien untuk diagnosis DE tidak rumit, kok."
Pasien yang datang berkonsultasi, kata Oentoeng, akan diberikan lembar pertanyaan untuk mengetahui penyebab susah ereksi, atau fungsi ereksinya. Pasien juga akan diperiksa level kekerasan penisnya, berdasarkan International Index of Erectile Function (IIEF).
"Fungsi dari sejumlah pertanyaan ini untuk mengetahui jenis ereksi yang dialami. Apakah masih normal atau sudah mengalami gangguan DE, dengan tingkat ringan, sedang, atau berat. Jika sudah diketahui hasil diagnosisnya, tentu akan dilakukan pengobatan yang tepat dari dokter," ujar Oentoeng.
Intan Y. Septiani
KOMENTAR