Banyak karyawan yang merasa frustrasi dengan pemimpin mereka. Frustasi, karena pendapat mereka tak didengar atau mereka sadar mereka dipimpin oleh orang yang tidak memiliki fokus dan visi dalam perusahaan.
Semuanya itu, berimbas pada hasil keputusan-keputusannya yang buruk. Seringkali, hal ini tidak "tertangkap" oleh perusahaan tapi sangat dirasakan para bawahan.
Hingga akhirnya, karyawan akan kehilangan kepercayaan kepada atasan dan tak lagi terinspirasi untuk menciptakan ide-ide segar. Yang ada di pikiran mereka hanya satu, bagaimana "melepaskan" atasan yang seperti ini.
Berikut ini cara jitu untuk Anda mengenali pola perilaku pemimpin yang tak siap memerankan "kepemimpinan" mereka dan rentan jatuh dalam membuat keputusan yang buruk:
1. Terlalu Mengandalkan Pengalaman Masa Lalu
Sydney Finkelstein, profesor di Dartmouth Tuck School mengatakan dalam Wall Street Journal 2009, "Pemimpin cenderung mengandalkan pengalaman masa lalu yang tampaknya berguna, tetapi sebenarnya berbahaya. ... karena tidak benar-benar cocok dengan situasi saat ini dan itu tidak akan menjadi bermanfaat."
Pemimpin harus memperhatikan kondisi kerja, rekan kerja, sumber daya, dan bagaimana menciptakan momentum di lingkungan yang baru.
2. Terlibat Politik Kantor
Motivasi politik membuat orang sulit membuat keputusan secara obyektif dan fokus pada mengelola tanggung jawab. Pemimpin yang terperangkap dalam politik kantor kehilangan identitas mereka dan terjebak dalam agenda dan motivasi orang lain.
3. Tak Punya Tujuan Kerja
Bila Anda tidak tahu apa yang Anda perjuangkan, Anda akan sulit membuat keputusan yang baik.
Kejelasan tujuan memungkinkan Anda membuat keputusan yang benar dan konsisten sesuai dengan misi. Ketika tujuan "terganggu", Anda akan kehilangan hubungan dengan naluri dan mulai membuat keputusan tanpa dependensi yang tepat dan sumber daya.
4. Menyalahgunakan Sumber Daya
Memimpin bukan hanya tentang memotivasi orang dan tim inspirasi, tapi juga mengharuskan Anda untuk mengetahui alat dan sumber daya yang tersedia dan atau yang harus diperoleh untuk bersaing.
Pemimpin yang membuat keputusan baik terus meningkatkan pedoman sumber daya. Mereka memperkuat kemampuan untuk mendapatkan akses ke informasi yang benar, statistik, tren, dan hal lainnya yang tersedia dari luar dan dalam perusahaan. Mereka tahu kapan harus melibatkan semua sumber daya itu dalam rangka membuat keputusan tepat yang berdampak positif bagi perusahaan.
5. Tidak Melihat Peluang
Pemimpin tidak mengerti dengan visi yang disebut Wide-angle, melihat peluang dari segala arah. Visi ini membuat pemimpin ahli dalam mengantisipasi krisis dan mengelola perubahan jika keadaan memburuk. Ini juga dapat memperluas pengamatan dan memungkinkan mereka melihat sekitar, di dalam dan luar perusahaan, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat pun tepat.
6. Tidak Percaya Diri
Pemimpin yang tidak percaya diri sering menjadi putus asa dan membuat keputusan tiba-tiba. Mereka tidak memikirkan konsekuensi saat membuat keputusan.
Ester Sondang
KOMENTAR