Fungsi teras depan ternyata tak sepele. Bagaimana mengubahnya agar sejuk?
Rumah tanpa teras? Rasanya kurang lengkap. Jadi, berapapun sisa tanah yang ada, usahakan membuat teras, minimal teras depan. Syukur masih memungkinkan dibuatkan
teras belakang atau teras samping.
Teras merupakan "ruang transisi" antara ruang luar dan ruang dalam. Nah, ruang transisi inilah yang akan membuat siapapun yang ingin masuk ke ruang dalam diantar atau dimediai teras, sehingga membuat hatinya lebih bisa diterima. Ada rasa welcome. Pun ramah dan bersahabat.
Sekurang-kurangnya ada 2 hal yang patut dipertimbangkan untuk membuat teras. Yang pertama menyangkut kegiatan yang sering dilakukan di teras. Itu sebabnya, teras depan berbeda fungsi dengan teras belakang atau teras samping. Teras depan merupakan ruang untuk menyambut tamu. Sang tamu dipersilakan masuk ke ruang tamu. Namun, ada kalanya tamu justru lebih memilih dan suka berada di teras depan. Tamu demikian biasanya sahabat karib, yang kepingin bincang-bincang santai di teras depan.
Sementara itu, teras samping atau teras belakang sifatnya lebih pribadi, tertutup dari keramaian. Biasanya dipakai duduk-duduk menikmati suasana rileks. Melepas lelah dari kepenatan kerja seharian sembari minum kopi plus nyamikan ringan.
Yang kedua, perhatikan kondisi fisik, terutama berkaitan dengan cahaya matahari. Rumah yang menghadap ke Timur, membuat penghuni leluasa menyambut terbitnya sang surya. Duduk sebentar di teras depan menyongsong matahari bisa menjadi pilihan kegiatan yang mengasyikkan.
Namun, bila rumah menghadap ke Barat, sering membuat penghuni mengeluh panas. Duduk di teras depan masih terasa panas. Boleh dibilang kurang nyaman. Tapi, inilah tantangan bagi Anda yang memiliki rumah menghadap ke Barat. Nah, bagaimana "merekayasa" agar teras depan bisa asri dan menyulapnya menjadi sejuk?
1. RELIEF DAN KOLAM
Salah satu cara untuk membuat teras sejuk, sekalipun rumah menghadap ke Barat, adalah relief. Bisa di sebelah kiri atau kanan tembok. Buat relief sealami mungkin, sehingga terkesan berada di kawasan pegunungan. Misalnya relief bercorak stalagnit vertikal, kesan yang ditimbulkan teras depan menjadi tinggi dan terasa asri bila ditambah air terjun/air mancur.
Ada juga relief bergaris vertikal dikombinasikan dengan pot batu-batuan bercorak abstrak. Pada relief, diberi beberapa tanaman hias, misalnya soka, sirih gading, kadaka, krisdoren, krokot, pakis, andang laut, ataupun suplir. Silakan pilih sendiri sesuai selera. Dengan begitu, teras pun akan tampak anggun, karena penataan aneka tanaman tersebut yang sangat serasi.
Relief dengan air mancur menampilkan suasana sejuk. Guyuran air turun mengalir sampai ke kolam. Bentuk kolam sengaja didesain sealami mungkin, sehingga sepadan dengan relief di dekatnya. Pada kolam ikan, tanami tanaman air. Beberapa jenis tanaman air bisa menjadi pilihan, antara lain lotus, teratai, kana air, apu-apu, melati air. Atau yang lagi ngetren adalah Cipyrus papyrus yang berasal dari sungai Nil yang berdaun unik dekoratif. Bentuknya jurai kuda yang tumbuh dari satu tangkai yang panjangnya sampai 2 meter lebih.
TANAMAN HIAS DAUN
Bila Anda berniat membuat tamu di teras depan jadi betah, tambahkan beberapa tanaman hias daun. Pilih tanaman hias daun yang daunnya berwarha hijau. Begitu masuk teras depan, tamu akan diantar oleh hijaunya daun-daun tanaman, sehingga merasa diterima oleh tuan rumah.
Tidak harus beli tanaman hias daun yang harganya selangit. Pilih saja tanaman hias daun yang gampang diperoleh dan mudah dirawat, tapi tampilannya tetap oke. Contohnya, tanaman dari keluarga Araceae, seperti sri rejeki (Aglaonema sp), kuping gajah (Anthurium sp), sirih belanda (Scindapsus sp), dieffenbacia, monstera, atau philodendrum.
Boleh juga Anda pilih tanaman dari keluarga Polypodiaceae, seperti suplir (Adiantum sp), kadaka (Asplenium sp), nephrolepis, atau pteris. Hanya saja, perawatan tanaman keluarga ini sedikit membutuhkan perhatian. Tekun dan rajin menyiram, menjemur sebentar, dan memupuk setiap 3 bulan sekali.
TANAMAN HIAS BUNGA
Bagi Anda yang menyukai kehangatan, barangkali butuh kombinasi dengan kehadiran bunga berwarna-warni. Anda bisa memilih beberapa tanaman hias bunga yang kini sedang digandrungi banyak orang:
1. Euphorbia
Bunganya sungguh unik. Ia punya empat kelopak yang membentuk segi empat. Tumbuh beberapa kuntum dalam satu tangkai yang panjang. Yang lebih menarik, warnanya bermacam-macam mulai dari merah, merah jambu, pink tua, kuning sampai kuning keputihan, atau kuning pucat. Akan lebih cantik jika didesain satu pot terdiri dari beberapa warna bunga. Daunnya berujung oval dengan panjang sekitar 3-4 cm. Lazimnya batang euphorbia punya banyak duri. Tanaman ini cukup tahan terhadap sinar matahari.
2. Kamboja Jepang (Adenium obesum).
Termasuk tanaman semak, tingginya kurang dari 1 meter. Punya batang unik, berbengkok-bengkok "menggeliat", dan banyak cabangnya. Daunnya berkelompok rapat pada ujung ranting, dan bertangkai daun agak panjang. Helaian daun memanjang berbentuk lanset. Kalau dulu hanya dikenal kamboja Jepang berbunga merah atau putih, namun sekarang sudah banyak motifnya.
Contohnya, ada warna bunga merah darah polos, ada pula perpaduan merah dengan merah muda, atau perpaduan merah darah dengan putih. Sebagai tanaman hias, biasanya kamboja Jepang ditanam dalam pot. Lalu diposisikan di teras depan, kadang sengaja ditaruh di ruang tamu, atau di meja makan.
3. Anggrek
Anda pecinta anggrek? Tak ada salahnya menanam anggrek bulan di teras depan. Bunga ini tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan bercabang. Tangkai bunganya variatif sekitar 15-100 cm. Jumlah bunga setiap tangkai berbeda-beda berkisar antara 3-25 kuntum. Yang khas dari anggrek bulan adalah ia mempunyai 3 calyx (sepal daun bunga), 3 corolla (petal daun mahkota bunga), dan 1 gonystenium (putik dan benang ari bersatu). Selain memiliki calyx, corolla, dan gonystenium, bunga ini kaya warna, dari putih, putih kekuning-kuningan, ungu, merah, sampai kombinasi warna-warna lain bergantung jenisnya. Adapun mekarnya bunga secara bertahap, mulai bagian pangkal hingga ujung tandan. Periode mekar berlangsung lama antara 1 - 4 minggu.
FOTO-FOTO: Rynol Sarmon, Fadoli Barbathully
KOMENTAR