Dan yang tak kalah pentingnya, pertimbangkan juga soal privacy sang pemilik rumah. Teras yang menghadap jalan utama, jangan sampai menjadi tontonan orang-orang yang lalu lalang. Antisipasinya, lakukan dengan cara yang mudah, simpel, dan murah, Sigit menyarankan, buat pagar dari tanaman.
Posisi ideal teras tentu saja yang berada di belakang rumah. Sudah pasti privasi pemilik rumah akan lebih terjamin. "Tapi kekurangannya, pemandangannya akan jadi terbatas. Apalagi, jika teras belakang berbatasan langsung dengan dapur kotor atau tempat menjemur pakaian."
Lain halnya jika teras belakang memiliki obyek penglihatan lain. Misalnya, berbatasan langsung dengan sejumlah ruangan yang ditata apik. Misalnya, kamar tidur, dapur bersih, atau ruang makan. "Kehadiran teras akan menjadi point of interest tersendiri dari ruang-ruang yang mengelilinginya."
Sedangkan teras yang dibuat di bagian tengah atau samping rumah, lebih berfungsi sebagai "alat" sanitasi, sumber pencahayaan, atau sumber udara mengalir. Uniknya lagi, Sigit memberi contoh, pada sebuah rumah, pemiliknya ada yang membuat teras di dalam kamar mandinya, lho!
"Suasana kamar mandi jadi lebih segar, bersih, dan sehat. Saat pintunya dibuka, udara segar bisa bebas masuk, begitu juga sinar matahari. Acara mandi jadi lebih menyenangkan karena adanya teras ini. Tentu saja, pemiliknya harus memperhatikan privasinya, agar tetangga tidak bisa mengintip," tukas Sigit.
Noverita K. Waldan
Lokasi: Rumah Kel. Wayan, Ciledug; Kel. Ibu Dewi, Bumi Bintaro Permai, Bintaro; Kel. Lita Jonathan, Gunung Bunder II, Bogor; Sigit Antoro, Jatibening II, Bekasi.
Foto-foto: Ahmad Fadillah/NOVA, Daniel Supriyono/NOVA.
KOMENTAR