Tabloidnova.com - Aroma dan citarasa daging panggang memang sulit ditolak. Tak heran, steak menjadi menu favorit khususnya bagi pencinta sajian dari daging.
Melihat peminat steak yang terbilang tinggi, kini bukan hanya resto kelas atas saja yang menyajikan pilihan menu satu ini. Restoran sederhana pun sudah banyak yang menyediakan menyertakan steak sebagai salah satu pilihan menunya.
Steak biasanya diolah menjadi beberapa jenis tingkat kematangan, di antaranya rare, medium rare, medium well, dan well done. Masing-masing tingkat kematangan steak memang memiliki penggemar tersendiri.
Ada yang menyukai daging panggang setengah matang alias steak medium rare yang berwarna cokelat dengan daging bagian dalam kemerahan, ada pula yang penggemar steak well done di mana tingkat kematangan daging mencapai maksimal sehingga bagian dalam dan luarnya terbilang kering.
Meski selera setiap orang berbeda, namun menurut Chef Robi, tingkat kematangan steak terbaik adalah medium rare. "Steak daging merah dengan tingkat kematangan well done itu cenderung kering dan gizinya bisa dibilang sudah tak ada. Pasalnya, vitamin di dalam daging itu tak kuat terhadap panas. Jadi ketika daging dipanaskan terlalu lama, kandungan gizi itu bisa hilang," terangnya di sela demo masak "Ngobrol Inspirasi Tabloid Nova", open house yang diadakan dalam rangka ulang tahun NOVA ke-27, Selasa (24/2).
Mengingat gizi dalam daging bisa berangsur hilang saat ia dipanaskan, maka Chef Robi menyebutkan, tingkat kematangan steak terbaik adalah medium rare. "Karena gizinya tak terbuang sehingga ia bisa hasilkan energi. Selain itu, steak medium rare dagingnya tidak kering, melainkan juicy," pungkasnya.
Lebih lanjut Chef Robi menyebutkan, banyak yang khawatir melihat warna kemerahan pada steak medium rare. Padahal, warna kemerahan pada steak medium rare bukan darah, melainkan jus. "Jus dalam steak ini maksudnya adalah sari-sari kandungan gizi pada daging. Banyak yang menyangka cairan kemerahan itu darah, padahal sama sekali bukan," pungkasnya.
KOMENTAR