TabloidNova.com - Terapi stem cell pada awalnya dilakukan untuk menangani kelainan penyakit degeneratif. Sehingga boleh dikatakan, terapi ini pada dasarnya bersifat regeneratif. Artinya, sel punca mampu memperbaiki sel-sel kulit yang mengalami degeneratif maupun kerusakan dan membantu membangun jaringan kulit. Dibutuhkan keahlian dari dokter yang kompeten mengatasi masalah-masalah kulit.
Berapa lama sel punca bekerja, pada masing-masing individu tidak sama. "Untuk luka parut, misalnya, beberapa pasien dapat melihat perbaikan setelah 3 bulan. Untuk jerawat akut, beberapa pasien bisa merasakan manfaatnya setelah 1 bulan," papar Dr. dr. Indah Julianto, SpKK (K), FINsDV, FAADV, Doktoral Bio Molekuler dengan Sub Devisi Stem Cells dari Brawijaya Women & Children Hospital
Semua jenis pengobatan tentu memiliki efek samping. "Terutama bila pasien sedang menjalani terapi-terapi lain, seperti darah tinggi, diabetes, kemoterapi. Agar lebih jelas, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter bersangkutan."
Yang membedakan antara stem cell untuk penyakit dan kecantikan biasanya dilihat dari beberapa hal, seperti jenis, dosis, serta prosedur terapinya. "Begitu juga dengan tingkat kesulitannya, tergantung berbagai faktor seperti jenis penyakit, tingkat kompetensi dokter."
Awet Muda
Lalu, benarkah stem cell bisa membuat awet muda? "Pada dasarnya stem cell akan memicu sel baru untuk meregenerasi sel-sel yang mengalami penuaan (aging) maupun kerusakan. Bila regenerasi terjadi pada kulit wajah tentu stem cell akan membuat wajah tampak lebih muda.
Sel-sel kulit yang telah menua dapat digantikan dengan sel kulit yang baru dari sel punca. "Mulai dari rejuvenasi (peremajaan), alopecia (kerontokan), dan anti-aging treatment (penuaan). Selain itu, bisa membuat kulit menjadi lebih kencang, menghilangkan kerutan, dan vlek-vlek kulit, mengobati jerawat akut, menghilangkan luka parut pada wajah, dan mengatasi beberapa jenis kebotakan pada wanita," jelas Indah.
Berapa kali terapi ini boleh dilakukan, sangat tergantung kebutuhan. Pada pasien-pasien tertentu dilakukan beberapa kali terapi, tergantung kondisinya.
Setelah dilakukan terapi ini, diperlukan perawatan khusus. "Misalnya untuk penderita diabetes, memerlukan olah raga dan diet khusus. Tujuannya, menjaga fungsi pankreasnya agar tidak terganggu. Setelah melalui prosedur terapi sel punca pun aktivitas gerak tubuh maupun diet tetap harus dijaga."
Jika ada larangan atau pantangan bisa disebabkan penyakit yang diderita pasien. "Seperti penderita penyakit jantung, tentunya harus menghindari makanan berkolesterol yang tidak baik."
Selain itu, bagi pasien yang sedang menjalani terapi stem cell ada beberapa obat yang tidak disarankan dikonsumsi. "Misalnya, obat tekanan darah tinggi, diabetes, suplemen hormon, dan obat yang mengandung steroid," kata Indah.
Perawatan selanjutnya dilakukan dengan penyuntikan, khususnya penyakit dalam atau untuk pemulihan fungsi organ tubuh yang tidak berada di permukaan. "Bisa juga dengan gel atau salep untuk perawatan yang berada di 'luar' tubuh dan perawatan kecantikan yang ringan."
Noverita K. Waldan
KOMENTAR