TabloidNova.com - Pada prinsipnya, pemberian vaksin untuk wanita sama dengan pemberian vaksin untuk orang deawsa. "Yang membuat agak sedikit berbeda adalah, pada wanita ada fase kehamilan," kata dr. Okki Ramadian, Sp.PD, Spesialis Penyakit Dalam RS Mitra Keluarga Cibubur.
Namun perlu diingat, meski ada beberapa jenis vaksin yang diperkenankan pada saat kehamilan, tetapi sebaiknya tidak diberikan saat hamil. "Yang paling bagus adalah preventif, yakni sebelumnya. Pada saat kehamilan, sebaiknya tidak ada pemberian vaksin," lanjut Okki.
Vaksinasi pada wanita banyak ditujukan untuk premarital dan pencegahan kanker serviks. Adapun jenis vaksin yang disarankan untuk wanita adalah sebagai berikut.
Baca juga: 7 Vaksin yang Disarankan untuk Wanita (Bagian I)
Vaksinasi Varicella
Varicella, atau yang dikenal sebagai chicken pox alias cacar air dapat diberikan pada perempuan kurang dari usia 14 tahun yang belum pernah terkena cacar air. Vaksin varisela juga perlu diberikan pada individu yang akan kontak dekat dengan pasien berisiko tinggi terjadinya komplikasi, misalnya petugas kesehatan dan keluarga yang kontak dengan individu imunokompromais alias yang fungsi sistem imunnya menurun.
Pertimbangkan vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus varisela, umumnya yang pekerjaannya berisiko seperti pengajar anak-anak, petugas kesehatan, residen serta staf di lingkungan institusi, mahasiswa, wanita usia subur yang belum hamil, dan mereka yang sering melakukan perjalanan kerja atau wisata. Vaksinasi terdiri dari 2 dosis yang diberikan dengan jarak 4 - 8 minggu
Baca juga: 7 Vaksin yang Disarankan untuk Wanita (Bagian II)
Vaksinasi Td/Tdap
Vaksin Td/Tdap alias Tetanus, diphtheria, dan acellular pertussis adalah vaksin yang sebelumnya dikenal dengan nama DPT. Di samping vaksin HPV, vaksin Td/Tdap ini merupakan vaksinasi yang paling sering diberikan pada wanita saat premarital.
Biasanya, vaksin ini sudah diberikan sejak kecil karena masuk program wajib. Seluruh orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap 3 dosis seri primer dari difteri dan toksoid tetanus, dengan 2 dosis diberikan paling tidak dengan jarak 4 minggu dan dosis ketiga diberikan 6 - 12 bulan setelah dosis kedua.
Pada orang dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri sebelumnya, maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap 10 tahun.
Hasto Prianggoro
KOMENTAR