Sejumlah PTM dan persentase penyebab kematian antara lain hipertensi 31,7 persen, penyakit jantung 7,2 persen, kanker atau tumor 4,3 persen dan diabetes melitus (DM) 1,1 persen.
Pada umumnya, sejumlah penyakit bersumber dari konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih. Apalagi, kemenkes RI menemukan fakta, tingkat konsumsi GGL berlebih di masyarakat Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya.
(Baca: Ini yang Terjadi Bila Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Melebihi Anjuran)
Kepala Promosi Kesehatan Kemenkes RI, dr. Lily S. Sulistyowati, MM, mengatakan, "Kemenkes menyadari pentingnya perluasan edukasi pengaturan konsumsi GGL dan cara baca label makanan kemasan, terutama melalui para dokter." Hal tersebut adalah untuk menekan angka kasus penyakit yang bersumber dari konsumsi gula, garam, dan lemak.
Menurut Lily, dokter memegang peranan penting bagi masyarakat, terutama melalui puskesmas yang mudah diakses masyarakat. "Edukasi kepada para dokter meruapakan salah satu upaya untuk menurunkan angka kejadian PTM yang disebabkan konsumsi GGL," imbuh Lily.
Masyarakat awam, lanjut Lily, pada umumnya tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai takaran GGL yang seharusnya dikonsmsi, terutama ketika sudah terkena PTM. Padahal, diet GGL penting untuk hindari penyakit tidak menular.
(Baca: Anjuran Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Menurut Kemenkes)
"Padahal mengurangi asupan atau mengonsumsi GGL dengan takaran yang benar dan disertai diet seimbang, dapat mencegah penyakit yang diderita bertambah parah atau bahkan mempercepat proses pemulihan," ujar Lily.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
KOMENTAR