Atau selalu merasa dicurigai saat berusaha menjalin komunikasi dengan kelompok lain, persaingan di kantor kian tak sehat, dan suasana rapat kerap saling menjatuhkan.
Inilah risiko yang terjadi ketika gap atau jarak komunikasi antar kelompok terlalu jauh. Bukan hanya Anda yang merasakan dampaknya, perusahaan juga ikut mengalami kerugian.
Gap yang terjadi dalam organisasi, menurut Anny Nursani, konsultan sumber daya manusia dari Iradat Konsultan, merupakan masalah yang bisa terjadi, baik di organisasi berskala besar yang melibatkan banyak divisi dan tim kerja, maupun skala kecil.
Sayangnya, tak semua orang siap disuguhi intrik dan gap yang terjadi di kantor. Beberapa bahkan akan merasa tak betah di kantor. Atau menghindari berada di kantor terlalu lama dan mencari alasan untuk sibuk sendiri.
Akhirnya produktivitas menurun, karena kerja tim tak solid. Sulit berinovasi, selalu ada sikap saling curiga, dan tak percaya satu sama lain. Nah, jangan berdiam diri atau membiarkan perusahaan yang Anda cintai hancur karena masalah gap! Masih ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan.
Tingkatkan Percaya Diri
Menghadapi kesenjangan komunikasi antar kelompok di perusahaan bukan berarti hanyut pada aturan main yang terlanjur ada. Saran Anny, tetap netral dan kembangkan sikap profesional dalam bergaul.
Fungsikan diri secara optimal, meski berada di pihak netral. Sayangnya, seringkali tak sanggup mempertahankan sikap profesional atau netral, karena berbagai sebab. Misalnya, sebagai orang baru di antara orang-orang lama, merasa jadi kelompok marjinal yang didominasi kelompok superior, khawatir dipersulit dalam pekerjaan, dan lainnya. Berbagai sebab ini membuat pilihan jadi sulit.
Namun, bukan berarti Anda tak bisa melakukan perubahan. Jangan berkecil hati. Keyakinan diri yang tinggi akan meringankan langkah untuk berbuat sesuatu di lingkungan kerja tanpa kenal lelah.
Berpikir Positif
Masalah gap di kantor pada dasarnya dipicu masalah komunikasi. Hal ini menjadi serius ketika para karyawan tak cukup terbuka dan menerima perbedaan yang ada, sehingga timbul sekat sosial.
Lama-lama, perbedaan ini kian meruncing dan menimbulkan ketidaknyamanan. Jangan larut dalam suasana carut marut! Tetaplah berpikir positif. Sehingga selalu merasa mampu menghadapi kondisi apapun.
Sikap positif juga bisa ditularkan ke orang lain, sehingga bisa mengurangi energi negatif yang terlanjur dominan. Perlahan-lahan, suasana akan cair dan kembali harmonis, dengan menurunkan level kecurigaan. Pikiran dan sikap positif adalah solusi tepat untuk membangun jembatan komunikasi antar kelompok. Untuk menularkannya, bisa manfaatkan kesempatan informal, seperti saat istirahat makan siang atau bertandang di kubikel rekan kerja.
Laili Damayanti
KOMENTAR