Tak ada yang bisa ditabung. Saya memang punya simpanan di bank, tetapi bukan sisa gaji, melainkan pemberian orang tua.
Eggak tahu kenapa, enam bulan terakhir ini saya kok kepengen sekali buka usaha. Saya ingin buka usaha jasa pengurusan dokumen-dokumen penting seperti SIM, STNK, Paspor dan semacamnya. Setelah dihitung, saya perlu biaya sekitar Rp 32 juta untuk renovasi rumah.
Kebetulan ada orang bank yang menawari kredit. Jaminannya, mobil saya. Sekarang saya lagi pikir-pikir untuk mengambil saja pinjaman tersebut karena dana hanya Rp 13 juta. Bagaimana menurut Pak Safir?
R - Jakarta
Halo Mbak R di Jakarta,
Walah, Anda nih unik lho. Enggak pernah nabung, tapi kepengen buka usaha. Padahal untuk buka usaha itu seringkali butuh modal yang salah satu caranya bisa disiapkan dengan cara menabung. Ya kan? Hehe. Tapi enggak apa-apa kok. Yang penting Anda sudah punya niat. Sekarang tinggal cari uang untuk modalnya. Ya toh?
Sebetulnya Anda bisa bisa saja Anda ambil kredit di bank untuk modal usaha Anda. Yang perlu diperhatikan adalah adalah bagaimana Anda mengembalikan.
Banyak diantara kita, jika ingin meminjam uang pikiran tertuju pada bagaimana bagaimana mendapatkan pinjaman. Masalah mengembalikan pinjaman belakangan baru dipikirkan. Ini tentu tidak baik karena justru cara berpikir seperti inilah yang seringkali membuat banyak sekali kredit macet yang ada di luar sana. Karena itu, sekarang saya akan mengajak Anda untuk memikirkan bagaimana cara mengembalikan uang tersebut.
Oke, kalau Anda mengambil kredit, maka pengembalian yang Anda lakukan adalah dengan mencicil pokok dan bunga sampai jangka waktu tertentu. Jadi yang penting di sini sebetulnya adalah bagaimana caranya agar selama jangka waktu pengembalian Anda bisa lancar dalam membayar cicilannya. Betul? Nah, karena itu, sebelum Anda mengambil pinjaman ke bank, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Apa saja?
Berapa yang Anda butuhkan. Iyalah, kalau kebutuhan modal Anda Rp 32 juta, berapa yang akan Anda siapkan dari kantong Anda sendiri? Dari situ, bisa diketahui berapa yang Anda pinjam dari bank. Ingat lho, biasanya semakin banyak yang Anda pinjam, akan semakin besar pula cicilannya setiap bulan. Dan semakin besar cicilan Anda setiap bulan, semakin berkurang juga keuntungan Anda.
Bagaimana Anda akan membayar cicilan setiap bulannya. Oke, mari kita hitung bagaimana Anda akan membayar cicilan setiap bulannya. Dari gaji Anda Rp 3,3 juta, sekitar Rp 800 rb sudah dipakai untuk bayar cicilan rumah. Sisa Rp 2,5 jt. Ini seperti yang Anda bilang selalu habis. Nah, kalau Anda harus mencicil lagi, ini berarti Anda harus mengambilnya dari Rp 2,5 juta Anda. Sekarang, Anda rela nggak Rp 2,5 juta Anda berkurang untuk bayar cicilan? Walah walah, wong selama ini saja sisa uang Rp 2,5 juta itu habis. Nggak apa-apa sih kalau Anda gunakan sebagian untuk bayar cicilan, cuma berarti Anda harus rela mengurangi sedikit pengeluaran Anda.
Jumlah Cicilan yang Anda Bayar. Berulangkali saya katakan bahwa kalau Anda membayar cicilan dari kredit apa saja, usahakan agar jumlahnya tidak melebihi dari 30 persen penghasilan rutin anda. Nah, kalau gaji anda Rp 3,3 juta, maka total cicilan bulanan Anda sebaiknya tidak lebih dari Rp 1,1 juta per bulan. Itu total lo Mbak. Sekarang, cicilan rumah Anda saja sudah Rp 800 ribu. Ini berarti, batas penghasilan yang masih bisa Anda gunakan untuk membayar cicilan hanya Rp 300 ribu per bulan. Mau enggak ya banknya? Bisa nggak ya kita bayar cicilan sejumlah itu ke bank? Terlalu kecil nggak? Bagaimana kalau Anda mengambil yang jangka waktunya paling panjang?
Dari kondisi itu, saya tidak menyarankan Mbak mengambil pinjaman sebesar Rp 32 juta. Jangankan Anda, banknya pun belum tentu mau kalau Anda sendiri tidak ikut menyertakan uang Anda disitu sebagai uang muka. Saya kok lebih menyarankan kepada Anda untuk jalan saja dulu dengan dana yang ada sekarang, yaitu sebesar Rp 13 juta atau kurang.
Apalagi Mbak, akan membuka usaha jasa yang tidak memerlukan modal besar. Usul saya, tunda dulu renovasi rumah. Biarkan bisnis Anda jalan terlebih dulu dengan segala keterbatasannya. Nanti deh kalau usaha Anda sudah lebih berkembang, Anda bisa melakukan renovasi. Bukan begitu?
KOMENTAR