Setiap pasangan suami-istri pasti berkeinginan memperoleh momongan. Namun, ada kalanya harapan itu tak kunjung menjadi kenyataan dan momongan pun tak kunjung hadir karena faktor ketidaksuburan. "Tak cuma wanita, pria pun perlu memeriksakan diri ke dokter, karena risiko ketidaksuburan berpotensi sama pada pria dan wanita," kata dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) dari RS Permata Pamulang.
Untuk mengetahui tingkat kesuburan seorang wanita, perlu dilakukan pemeriksaan fisik bahkan hingga pemeriksaan laboratorium. Dokter akan memeriksa fungsi organ reproduksi seperti ovarium dan tuba falopi. Dari hasil pemeriksaan, akan diketahui tingkat kesuburan wanita dan apa yang harus dilakukan jika terbukti tidak subur.
Meskipun begitu, lanjut Taufik, "Secara umum subur tidaknya seorang wanita dapat diketahui dengan memperhatikan pola hidup dan siklus menstruasi bulanan," tambahnya. Wanita dengan usia di bawah 34 tahun dan tidak merokok, memiliki potensi kehamilan sebanyak 90 persen, sehingga wanita yang aktif melakukan hubungan seksual pada rentang usia tersebut, perlu memeriksakan diri ke dokter bila tak kunjung hamil. Agar penyebab tertundanya kehamilan dapat diketahui.
Berdasarkan statistik, penyebab sulit hamil dilatarbelakangi infertilitas masing-masing pasangan. Infertilitas oleh pihak istri sebesar 45 persen meliputi masalah pada saluran telur, masalah ovulasi, endometriosis, rahim, dan mulut rahim. Sementara 40 persen infertilitas dari pihak suami meliputi masalah pengeluaran sperma, pematangan dan produksi sperma, infeksi bawaan yang menyebabkan penyempitan saluran sperma, faktor imun, maupun faktor asupan gizi. Sedangkan 10 - 15 persen alasan sisanya, belum diketahui dan masih belum jelas.
Pemeriksaan Wanita
Untuk mengetahui penyebab ketidaksuburan secara pasti, perlu pemeriksaan kesuburan kedua belah pihak. Keduanya harus kompak dan melakukan cek kesehatan kesuburan. Pemeriksaan kesuburan untuk kaum wanita antara lain:
1 Pemeriksaan Fisik
Bertujuan untuk mengetahui bentuk anatomi organ-organ reproduksi wanita dengan cara perabaan. Misalnya, payudara, kelenjar tiroid pada leher, serta pemeriksaan fisik vagina untuk mengetahui organ tersebut dapat berfungsi dengan baik sehingga proses pembuahan dapat terjadi.
2 Pemeriksaan USG
Tujuannya, untuk mengetahui kondisi rahim, saluran telur, dan indung telur. Biasanya dilakukan lewat USG vaginal untuk mengetahui gambaran rongga panggul. Bila dibutuhkan, pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan USG yang lebih teliti. Misalnya, ketika ditemukan adanya kista pada indung telur yang mengganggu fungsi indung telur dan menyebabkan ketidaksuburan.
3 Pemeriksaan HSG (Hysterosalpingogram)
KOMENTAR