Berapa kisaran harga jualnya?
Baju anak-anak saya hargai sekitar Rp 30-40 ribu. Untuk baju dewasa yang pasarnya lebih luas, dulu saya jual Rp 45 ribu per piece, tapi sekarang turun jadi Rp 35 ribu. Kenapa turun harga, soalnya baju dewasa lebih mudah ditiru. Biar pembeli tidak lari, harga jualnya saya turunkan. Itu trik saya dalam berjualan.
Pernah belajar soal marketing?
Belum. Dan belum ada lembaga yang memberi pelatihan. Mana ada orang Bantul yang peduli pada usaha saya? Tapi, kan, saya punya pengalaman berbisnis baju muslim. Saya jadi bisa belajar, pasar maunya seperti apa. Prinsipnya, jika produk saya sudah ditiru, saya akan ganti desain. Itu yang "meninggikan" harga jual produk saya.
Oh ya, apa pendidikan terakhir Anda?
Saya lulusan SLTA. Tapi minimal saya pernah mendapat sedikit pengetahuan soal ekonomi karena dulu ambil jurusan IPS. Selulus SLTA saya juga pernah kerja di Koperasi Unit Desa (KUD) Sewon, Bantul, selama 12 tahun sebagai operator yang menangani wartel. Saya berhenti kerja karena ada teman jualan busana muslim bahan kaus.
Awalnya saya beli dari teman lima potong baju dan saya jual lagi, ternyata laku. Lalu saya kulakan langsung ke pabriknya. Dulu jualannya di Pasar Sunday Morning, tapi digusur tiga kali. Alhamdulillah, kemudian dapat tempat di depan gedung Fakultas Ekonomi UGM. Sewanya Rp 430 ribu per bulan, untuk ruangan seluas 3 meter. Sejak itu saya mulai ganti dagangan ke baju rajutan.
Siapa yang mendesain dan memadukan warna benang?
Desain dan tata warna benang dari saya. Tapi perajutnya boleh mengkreasikan sendiri. Misalnya, saya beri benang ungu untuk warna dasar dan benang putih untuk kombinasi. Nah, perajutnya sudah tahu dan mereka bisa memadukannya dengan kreasi dia. Sebelum memberi benang, biasanya saya juga sudah tahu jumlah benang sekian akan jadi berapa produk.
Berapa total pegawai saat ini?
Sekitar 25 orang, tapi akan terus bertambah karena permintaan produk terus meningkat. Perajut dan penjahit sebenarnya mengerjakan pekerjaan mereka di rumah masing-masing. Kecuali yang pokok, dua penjahit mengerjakannya di rumah saya. Sistem kerjanya, untuk mengelola para perajut dan penjahit yang dikerjakan di rumah sendiri, saya tunjuk satu orang koordinator yang membawahi beberapa perajut.
Dengan bekerja di rumah, ibu-ibu bisa tetap mengasuh anak-anaknya sambil menyelesaikan rajutan. Tapi ada juga beberapa perajut yang koordinasinya langsung di bawah saya. Oh ya, saya tidak bisa merajut secara khsusus, lho. Tapi saya bisa memperbaiki rajutan para pegawai yang dirasa tidak pas.
KOMENTAR