Mitos Protein Hewani
Protein merupakan bagian yang sangat penting dari diet. Kandungan ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan tubuh, serta untuk memproduksi enzim, hormon, dan antibodi. Protein hewani juga membantu meningkatkan penyerapan kalsium, sehingga merupakan bagian integral dari kesehatan tulang. Selain itu juga meningkatkan kekuatan otot dan memperbaiki serat otot yang rusak.
Ikan, ayam, dan telur gencar dipromosikan sebagai satu-satunya sumber protein yang nyata untuk membangun tubuh yang kuat. Namun, daging tidak bisa begitu saja diserap otot. Ia harus dipecah menjadi asam amino terlebih dahulu sebelum dapat dibangun menjadi rantai protein yang dibutuhkan manusia.
WHO (World Health Organization) merekomendasikan, protein yang dikonsumsi setiap hari terdiri atas 10 persen dari kalori harian, atau protein 0,8 gram (g) per kg berat badan. Ini diterjemahkan sebagai sekitar 56 gram protein per hari untuk pria dengan berat 75 kg dan 48 gram untuk wanita dengan berat 64 kg.
Manfaat Protein Nabati
Kebutuhan akan protein nabati muncul ketika Anda mempertimbangkan tidak lagi mengonsumsi daging sapi, telur, ayam, bubuk protein, atau susu. Lantas dari mana sumber protein nabati tersebut?
Sayuran berdaun hijau seperti bayam, brokoli, selada, kangkung, dan lain-lain, mengandung nutrisi yang kaya akan serat, fitonutrien, antioksidan, dan asam lemak esensial. Sayuran juga dapat membantu mengontrol proses penuaan, seperti kulit yang kering dan berkerut.
Sayuran hijau juga mengandung asam amino esensial. Seperti halnya kacang-kacangan (kacang panjang, buncis), hummus, biji-bijian (kacang merah, kedelai), selai kacang, quinoa, kecambah, dan tahu-tempe.
Itu artinya Anda perlu makan lebih banyak sayuran. Meski demikian, Anda tetap membutuhkan manfaat dari nutrisi ekstra pada daging dan telur. Namun batasi jumlah protein hewani untuk menghindari kolesterol, karena kandungan lemaknya.
Ester
KOMENTAR