TabloidNova.com - Bagi pasangan manapun, tragedi perselingkuhan tidak hanya sebuah masalah, namun juga ancaman lain yang secara cepat dan mudah berujung pada sebuah perpisahan. Perselingkuhan kerap menyisakan rasa kecewa, sedih, marah bahkan trauma bagi masing-masing pasangan atau orang sekitarnya.
Terapis pasangan mengadakan survei di Inggris yang menemukan kesimpulan bahwa masing-masing orang memiliki persepsi berbeda soal perselingkuhan. Seperti yang dilaporkan oleh The State of UK Relationship saat bertanya kepada 5.700 orang di daerah Wales, Irlandia Utara dan Skotlandia. Sebanyak 33 persen berpikir bahwa bisa bertahan ketika mengalami perselingkuhan, sisanya berpikir tidak.
"Selingkuh terkait kepercayaan dasar bagi suatu hubungan dan berujung pada pengalaman masa lalu, trauma masa kini serta keraguan kondisi masa depan," ujar Talia Wagner, seorang terapis pasangan dan pernikahan berlisensi di Los Angeles.
Diakui Talia, perselingkuhan tidak selalu berujung pada perpisahan atau perceraian, karena masih banyak pasangan yang terbukti mampu berdamai dan bersatu kembali, bahkan lebih erat. Talian pun membagikan tiga hal utama sebagai modal wajib mempertahankan nasib hubungan Anda pasca perselingkuhan.
Bersikap selalu jujur dan terbuka
Situasi yang kondusif dan hubungan yang mencair satu sama lain hanya bisa diawali dengan bersikap jujur. Penelitian membuktikan bahwa peluang baik bagi suatu hubungan ketika masing-masing pasangan berkomitmen untuk jujur dan bersikap terbuka dalam semua hal.
Ini juga berlaku ketika Anda merasakan bahwa tidak bisa melewati masa-masa sulit tersebut kepada pasangan. Bersikaplah jujur, terbuka jika Anda masih merasa sangat sakit hati, dendam atau marah sehingga pasangan mampu mengambil sikap dan memahaminya.
Merenung dan mengevaluasi penyebab masalah
Mengubur penyebab perselingkuhan adalah hal bodoh dan tidak akan menyelesaikan masalah. Rachel Sussman, seorang terapis pasangan yang berdomisili di New York menyarankan pasangan justru bersikap kritis dengan mencari tahu penyebab dan alasan mendasar mengapa perselingkuhan bisa terjadi.
"Saya telah bertemu banyak pasangan yang terancam pisah karena perselingkuhan. Entah takut atau malu, mereka biasanya enggan mengakui dan mengingat alasannya. Saya selalu memberikan mereka waktu untuk berpikir agar tahu bagaimana cara mengatasi masalah krusial ini dan mencegahnya terulang kembali" ujar Sussman.
Awal yang baru
Ketika Anda siap bertahan, ketika Anda siap menghapus rasa sakit dan masih ingin melanjutkan sebuah hubungan, cobalah untuk menciptakan suasana baru yang lebih natural. Jika rumah atau kamar mengingatkan pada trauma perselingkuhan, pergilah berlibur bersama pasangan Anda dan habiskan waktu secara intens bersamany untuk mengusir stres dan depresi. Aktivitas ini sekaligus mengingatkan betapa besar cinta Anda kepada pasangan serta mengukur sejauh mana rasa cinta bisa mengikis rasa dendam, marah dan kecewa akibat tragedi tersebut.
"Terapkan transparansi keseluruhan dalam hubungan yang baru. Komunikasi yang aktif dan intens tanpa kerahasian adalah obat penawar paling baik. Jangan ada rahasia kata kunci email, telepon genggam, gadget maupun akun sosial media dan yang lainnya," saran Sussman.
Ridho Nugroho / Women's Health
KOMENTAR