Hembing pun mengakui, madu sebagai jenis pemanis murni, sebagian besar diterima dan cocok untuk bayi. "Zat gulanya mudah diserap tubuh." Madu, katanya lagi, mengandung mineral-mineral dan protein yang juga terdapat pada susu. Selain itu, aromanya pun enak hingga mengundang selera. Belum lagi kandungan vitamin C-nya yang tinggi, "membuat madu memiliki daya antiseptik dan efek laksatif atau pencahar ringan."
Pendeknya, tandas Hembing, madu mengandung semua vitamin dan mineral lengkap yang dibutuhkan tubuh. Itu sebab, madu amat bermanfaat bagi kesehatan. Antara lain untuk mengatasi gangguan paru-paru, tukak lambung, tekanan darah tinggi, sakit perut, batuk, selesma, pegal linu, sakit pinggang, kaku pada leher, rematik, pengapuran, sembelit, meningkatkan kecerdasan, memperlancar buang air kecil, menyuburkan rambut, sakit kepala, dan lainnya.
PERKEMBANGAN OTAK
Untuk bayi dan balita, kata Hembing, madu bermanfaat antara lain untuk perkembangan tubuh. Selain bisa melancarkan pencernaan, menghindari kejang (kolik) pada bayi, mengatasi kebiasaan mengompol, tidur tak nyenyak, batuk, gangguan pernafasan, menyuburkan rambut, sembelit dan lainnya.
Tak kalah penting, madu bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan. "Aneka zat yang terdapat dalam madu berkhasiat bagi perkembangan otak anak, terutama zat gulanya yang sangat dibutuhkan otak untuk melaksanakan fungsinya secara optimal." Itu sebab, sejak anak masih di kandungan pun, madu sangat baik diberikan, tentu melalui sang ibu. Adi Tagor sependapat, "pada dasarnya, madu sebagai food suplement yang berasal dari alam, khasiatnya bermacam-macam, termasuk untuk kecerdasan atau perkembangan otak anak. Asalkan tidak ada penyakit."
Namun begitu, ingat Hembing, pemberian madu hendaknya tak berlebihan, baik pada bayi dan anak maupun janin, karena bisa berakibat jelek. "Semua bahan makanan yang dikonsumai berlebihan tentulah dampaknya akan tak baik. Jangankan madu, kebanyakan minum air putih pun bisa berakibat buruk semisal menjadi beban jantung atau ginjal," terangnya.
SEHARI TIGA KALI
Adapun normalnya pemberian madu sebagai food suplement untuk bayi maupun anak, menurut Adi Tagor, sehari 3 kali satu sendok teh tiap pagi, siang, dan sore. "Jadi, sama halnya dengan minum obat." Namun bisa juga, seperti dikatakan Hembing, sehari 2 kali, pagi dan siang, antara 1-2 sendok teh.
Madu bisa diberikan langsung atau ditambahkan air. Adi Tagor sering menyarankan orang tua pasiennya agar pemberian madu dicampur air putih sebagai pemanis minuman supaya rasanya gurih, dan diberikan sebelum makan. "Bisa juga dicampur dengan obat puyer agar terasa seperti sirup obat." Selain itu, bisa juga dicampurkan dengan makanan. "Biasanya diberikan sesudah makan."
Yang jelas, Bu-Pak, madu amat berkhasiat dan secara kimia tak ada bahaya maupun dampaknya. Hanya memang, ada bayi atau balita yang peka dengan madu, dalam arti tak cocok hingga berdampak seperti diare, kembung atau kolik setelah minum madu. "Bila terjadi hal seperti itu, sebaiknya dihentikan pemberiannya dan lain kali dicoba lagi," anjur Adi Tagor. Kendati sebetulnya amat jarang ditemui kasus demikian.
Dedeh Kurniasih/nakita
KOMENTAR