Saya membentuk fungsi-fungsi baru di perusahaan. Antara lain membentuk divisi legal & compliance yang sebelumnya tidak ada. Karena saya mesti berhubungan dengan media, saya juga perlu membentuk tim yang mengurusi komunikasi korporasi. Baik komunikasi luar maupun dalam.
Komunikasi di dalam, misalnya saja saya membuat web atau menggarap majalah intern. Untuk ke luar, saya sering berhubungan dengan media. Lama-kelamaan, posisi yang saya pegang makin berkembang. Dari semula saya punya 2 anak buah, sekarang menjadi 15 orang. Selain itu, saya juga mengurusi CSR (Corporate Social Responbility) dan scientific regulatory affairs.
Kok bisa Anda sampai menangani program CSR segala?
Waktu saya masuk, CSR belum ditangani dengan baik, meski sebenarnya sudah banyak program sosialnya. Programnya tidak terintegrasi baik dengan bidang bisnis dan tidak ada yang pegang. Misalnya karyawan punya ide, tidak tahu kepada siapa ide disampaikan. Ketika hal ini saya sampaikan kepada pimpinan, dia malah bilang, "Kamu saja yang pegang."
Apa saja yang berhubungan dengan kegiatan sosial, akan diserahkan kepada saya. Aduh, meski berat tapi tantangan ini mesti dijawab. Buat saya, CSR mesti ada hubungannya dengan bisnis. Bisnis win, sosial win, pemilik juga bangga dengan kegiatan sosial yang dilakukan.
Henry Ismono / bersambung
KOMENTAR