Pengapuran tulang atau osteoarthritis merupakan kelainan degeneratif yang terjadi karena faktor usia. Biasanya, kelainan ini mulai terjadi di usia 40 - 50 tahun. Nah, meski sering disebut pengapuran tulang, pengapuran sebenarnya terjadi di sendi. Sebut saja di sendi-sendi besar seperti sendi lutut, panggul, atau leher.
Menurut dr. Alphonsus Arya Abikara, Sp.OT., dari RS Permata Pamulang, Tangerang Selatan, osteoarthritis terjadi di daerah yang pergerakannya luas. Sendi lutut dan sendi panggul, misalnya, yang juga harus menanggung beban tubuh. "Baik di leher, lutut ataupun panggul, semua dipengaruhi pergerakan sendi. Semakin luas pergerakan sendinya, risiko pengapuran pun semakin besar," ujar spesialis ortopedi yang akrab disapa Abi ini.
Pengapuran ini bisa terjadi dalam waktu yang sama, tapi bisa saling berkaitan. Misalnya, orang dengan pengapuran sendi lutut hanya bisa berjalan dengan sebelah kaki. Kaki sebelahnya pun lama-lama terasa nyeri juga. Atau, nyeri lutut yang lari ke panggul. "Intinya, karena beban tubuh tidak dibagi sama rata," papar Abi.
Osteoarthritis, selain dipengaruhi faktor usia dan luas pergerakan sendi, juga dipengaruhi riwayat trauma. "Kalau ada riwayat trauma, misalnya akibat kecelakaan, semakin besar pula risikonya," jelas Abi.
Diawali Nyeri
Penderita osteoarthritis semakin lama akan mengeluhkan nyeri yang semakin menjadi-jadi. Hal ini terjadi karena bantalan antara ruas tulang belakang (diskus) yang berisi air sudah mengering dan menipis, sehingga tidak berfungsi lagi.
Akibatnya, tulang di atas dan bawah bantalan saling bergesekan, mengalami luka (radang), sehingga timbul penulangan baru (osteofit) atau pengapuran. Padahal, tulang tambahan ini seharusnya tidak ada. Tulang yang menonjol ini bisa menekan saraf sehingga masalah pun bertambah. Awalnya, mungkin cuma rasa nyeri, tapi bisa berkembang menjadi gangguan keseimbangan, lemah di satu sisi badan, kesemutan, dan sebagainya.
Menekan Saraf
Nah, pada pengapuran tulang leher (cervical osteoarthritis), ruas tulang belakang leher yang paling sering mengalami pengapuran adalah ruas antara ruas ke-5 dan ke-6 serta ruas antara ruas ke-6 dan ruas ke-7. Ruas-ruas tersebut merupakan ruas tulang leher yang pergerakannya paling luas.
Awalnya, gejala yang paling sering muncul cuma nyeri punggung, otot-otot leher terasa kaku ketika digerakkan, rasa kesemutan di leher, pusing (sakit kepala), atau leher terasa tidak enak ketika digerakkan. Tapi akan menekan saraf jika dibiarkan, sehingga bisa menjalar ke punggung, tangan, sampai kaki. "Persarafan, dari otak sampai ke kaki, semua melewati leher. Makanya, jika pengapuran terjadi di leher, kelemahan bisa terjadi ke seluruh badan," ujar Abi.
Supaya diagnosis bisa ditegakkan, Abi menegaskan perlunya dilakukan rontgen, CT-Scan, MRI, atau CT Myelography. "Saat diperiksa, akan kelihatan, entah bantalan menekan saraf, tulang menekan saraf, dan sebagainya," jelas Abi.
KOMENTAR