2. Betul.
Penelitian dari Wilkes University menunjukkan bahwa mereka yang bercinta satu hingga dua kali per minggu, memiliki kadar immunoglobulin yang lebih tinggi. Antibodi ini berfungsi menambah kekuatan sistem imun sebanyak 30 persen dibandingkan mereka yang jarang bercinta.
3. Salah.
Faktanya, berhubungan seks ternyata dapat melepaskan zat-zat yang meningkatkan kesehatan kulit, yaitu DHEA (dehydroepiandrosterone) atau hormon yang berguna untuk kulit.
4. Salah.
Berdasarkan penelitian The Kinsey Institute di bagian seks, gender, dan reproduksi, hanya 29 persen perempuan yang rutin meraih orgasme ketika berhubungan seks. Artinya, 71 persen lainnya bisa jadi tak pernah merasakan sama sekali, atau hanya mengalami klimaks sesekali.
5. Salah.
Rata-rata, dokter memberi tahu bahwa perempuan dapat memulai aktivitas seksual setelah enam minggu melahirkan. Namun pada praktiknya, mengembalikan selera bercinta bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan setahun!
6. Betul.
Memang tak ada angka yang pasti mengenai seberapa sering intensitas seseorang bercinta, tapi dokter menganjurkan melakukan hubungan seks setidaknya seminggu sekali untuk meningkatkan kadar testosteron yang bemanfaat bagi selera dan kehidupan seks yang sehat.
7. Betul.
Tiroid memang dapat menurunkan libido. Gejala tiroid lain biasanya berat badan berlebih, kerontokan rambut, keringnya kulit, dan mudah lelah. Namun jangan khawatir, gejala ini dapat didiagnosis dengan cara mengambil tes darah yang tak terlalu rumit.
8. Salah.
Para ahli justru mengatakan, kecenderungan perempuan dalam hal seksual lebih rumit dibandingkan pria. Pria malah lebih kaku dan spesifik ketika merujuk hal-hal yang dapat mencipta hasrat seksual. Sementara perempuan, umumnya memiliki kecenderungan tak tentu arah alias "plinplan". Oleh karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa ketertarikan atau hasrat seksual perempuan lebih berpengaruh pada kondisi sosial dan budaya yang berlaku.
9. Betul.
Meski sifatnya hanya sementara, stres memang dapat menyebabkan ukuran penis menyusut. Di sisi lain, ukuran penis pria memang bervariasi dan ditentukan oleh faktor lingkungan seperti air dan udara dingin. Ada pula kegendutan yang membuat lemak menumpuk di bagian perut bawah sehingga penis terlihat memendek. Hal ini umumnya akan menganggu secara psikologis dan mengakibatkan pria mengalami penyusutan penis.
Annelis Brilian/dari berbagai sumber
KOMENTAR