Ibu manapun tak akan tega meninggalkan anak sendiri. Kendati hanya untuk mengajak adik si buyung pergi ke acara sekolah, maupun pergi berdua dengan sang ayah. Namun sebuah tantangan ketika seorang ibu harus memilih untuk berkarir. Kerapkali Ibu kebingungan, haruskah membawa serta sang buah hati ke kantor. Atau menjadi sering cuti bekerja untuk menemani si kecil di rumah. Lantas, bagaimana dengan sekolah anak ketika mereka menolak ditinggalkan.
Faktanya, kini makin banyak keluarga dengan dilema senada dengan sekilas cerita di atas.
Tak Menghadiri Event Sekolah
Apakah Anda pernah memperhatikan saat-saat dalam hidup? Dimana seseorang dapat merasakan naik dan turun serta menang atau kalah. Hidup terkadang perlu merasakan hal manis dan kepahitan. Semua orang perlu merasakan kesempatan untuk menghadapi kekecewaan. Hal terpenting ketika Anda 'terpaksa' memberikan pil pahit pada anak-anak dengan ketidaksanggupan berada disaat dibutuhkan, tanamkan jika kekecewaan tak sama dengan akhir dari hidup.
Jangan Lindungi Anak dari Kekecewaan
Tidak peduli seberapa keras Anda mencoba untuk melindungi anak dari rasa kecewa, mereka akan selalu hadir. Melindungi anak dari merasa kecewa hanya akan membuat anak suatu ketika merasa ditinggalkan.
Alih-alih selalu mengupayakan kebahagiaan anak, sesekali Anda perlu mengajarkan anak untuk menikmati kehidupannya sendiri. Anda dapat melakukan sedikit brainstorming dengan mengatakan "Ibu tahu ini membuatmu kesal dan ini mengecewakan. Tapi ini bukan akhir kehidupan, bukan?". Dan, ketika datang waktu dimana anak tak dapat menghindari kekecewaan karena sebuah kekalahan, ajarkan anak untuk kalah secara anggun. Tanamkan padanya jika kemenangan bukanlah segalanya namun ada nilai lebih dirinya telah mencoba sesuatu yang belum tentu dicoba anak-anak lain. Pujilah anak atas usaha dan ketekunan yang telah dilakukannya.
Bukan Tragedi Tapi
Kekecewaan yang dirasakan atau ditinggal oleh orangtua bukanlah sebuah tragedi. Ini adalah kesempatan untuk berlatih keterampilan hidup. Kesempatan ini akan membekali anak dengan kemampuan menghadapi kesulitan hidup dengan cara yang positif dan sehat.
Sesekali cobalah keluar dari jalan pikiran orang secara umum. Ciptakan kesempatan untuk anak merasakan kehidupan dan menghadapi perasaannya. Tanpa disadari, ini memberikan manfaat lebih besar pada anak-anak.
Laili/ dari berbagai sumber
KOMENTAR