Nah, agar masalahnya tak berkembang sedemikian pelik menjadi hal-hal yang merugikan perkawinan, kedua belah dituntut untuk mengantisipasinya jauh-jauh hari. Syaratnya, baik suami maupun istri mesti memiliki pengertian dan komitmen yang kuat. Ketika salah satu pasangan bermasalah, misalnya, pasangannya justru harus memberikan dukungan dan perhatian yang membesarkan hati. Saat istri bermasalah dengan penampilan fisiknya, katakan saja, "Enggak apa-apa, deh, Mama agak gemukan begini. Di mata Papa, Mama tetap wanita paling menarik, kok." Tentu saja apresiasi tersebut harus diucapkan secara tulus dan bukan sekadar basa-basi yang akhirnya terkesan sebagai rayuan gombal.
Begitu juga kala pria dicekam perasaan rendah diri lantaran lebih sering menemui kegagalan saat "bertempur". Saran Boyke, angkatlah harga diri suami agar tak semakin terpuruk dalam perasaan tidak perkasa. Semisal, "Enggak usah terlalu dipusingin, deh, Pa. Yang penting cinta Papa tetap untuk Mama dan kita bisa sama-sama membesarkan anak-anak." Sekali lagi, tandas Boyke, syaratnya cuma ketulusan dan bukan kepura-puraan yang bisa dirasakan/terbaca langsung oleh pasangan lewat nada suara maupun bahasa tubuh. Semua ini bisa terealisasi bila komunikasi suami-istri terjalin lancar.
SENAM KHUSUS
Kekhawatiran-kekhawatiran semacam itu pun bisa diminimalisir dengan niat dan upaya menjaga kondisi fisik dan mental agar tetap prima. Caranya, dengan melatih otot-otot tubuh, terutama otot-otot panggul bagian bawah yang pegang peran penting dalam menentukan kualitas hubungan suami-istri. Latihannya bisa dilakukan secara khusus di sanggar-sanggar senam atau cukup dengan menyediakan waktu secara terprogram untuk melakukan latihan sendiri di rumah. Toh, yang perlu dilakukan hanya gerakan-gerakan dasar, minimal sit up untuk mengecilkan dan mengencangkan otot-otot perut,push up untuk menguatkan otot-otot lengan, dan squat jump untuk mengencangkan otot paha bagian dalam.
Secara keseluruhan, latihan-latihan tersebut berguna untuk meningkatkan pernapasan dan aliran darah, hingga siap "tempur" bila saatnya tiba. Jangan lupa latihan Kegel untuk mengencangkan otot-otot seputar vagina. Kelenturan otot-otot tubuh ini amat perlu agar saat melakukan hubungan seks, tipis kemungkinan munculnya gangguan salah urat saat mencoba-coba posisi baru, misal. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah mencari tahu daerah-daerah yang paling bisa memunculkan sensualitas pada diri pasangan. Kalau pernah mencoba dan belum juga menemukannya, jangan pernah putus asa. Justru dari bereksplorasi itulah suami maupun istri bisa lebih mengenal pasangannya secara mendalam.
Yang tak kalah penting, jangan pula bertindak bodoh dengan membesar-besarkan kekhawatiran. Konkretnya, jangan lantas menghapus jadwal sarapan dan makan siang dari daftar menu hanya lantaran kita kelewat khawatir tampil tak seksi dengan perut kenyang. Ingat, perut kosong justru akan terisi angin yang malah akan menimbulkan gangguan selagi menikmati momen-momen istimewa. Belum lagi kenyataan bahwa agar siap tempur kita pun membutuhkan energi ekstra untuk aktivitas istimewa yang satu ini.
Soal berdandan, meski perlu untuk menunjang penampilan, namun tak perlu harus menor. Bisa-bisa niat kita untuk menarik perhatian pasangan malah akan membuatnya muak atau ngeri. Untuk acara yang satu ini konon pria lebih menyukai dandanan dan tata rambut alamiah alias apa adanya. Bukankah yang ia dambakan adalah kehangatan seorang istri dan bukannya boneka pajangan? Begitu juga dengan pemakaian parfum atau minyak wangi. Yang berlebihan hanya akan membuat orang lain menjauh sementara yang secukupnya malah akan mengundang rasa penasaran pasangan untuk semakin mendekati kita.
Nah, Bu-Pak, tampil wajar tanpa dibebani kekhawatiran ternyata lebih mudah dan menyenangkan, bukan?
Th. Puspayanti
KOMENTAR