Apa dampak negatif dari pemilihan multimedia yang ada di rumah?
Era digital dan internet memang menghadirkan banyak kemudahan dan kecepatan sehingga hidup lebih dinamis. Namun dampak negatifnya, semua akses ke hal-hal buruk seperti pornografi menjadi dekat dengan anak-anak. Dampak yang paling ditakutkan, pornografi dapat merusak korteks prefontal atau pusat otak yang mengatur perilaku, sopan santun dan membuat keputusan sesuai norma. Terutama jika anak tidak mendapat edukasi seksualitas yang sehat.
Pada anak yang cenderung eksploratif, ia akan meniru maupun mencari sumber yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya. Bukan tidak mungkin, anak-anak ini berisiko seks bebas lebih besar.
Sebelum semua terjadi, berikan edukasi seks sejak dini. Jauh sebelum anak akil balig. Namun jika sudah terjadi, coba evaluasi dengan pola komunikasi efektif. Ingat, menuduh maupun menghakimi justru mendorong anak ke efek-efek negatif. Anak ekstrovert jadi lebih penasaran, sedang anak introvert menjadi bersalah berlebihan.
Jika sudah terlanjur terpapar, jangan diperpanjang lagi. Sebisa mungkin orangtua mengambil sikap tegas. Evaluasi apa yang membuat anak mudah terpapar pornografi. Orangtua boleh saja meminta kembali gadget yang sudah terlanjur diberikan pada anak namun jangan lupa utarakan alasannya serta pilihlah situasi yang kondusif ketika membicarakannya. Jangan lupa, sertakan seks edukasi yang memperkenalkan apa itu perbedaan seksual, apa saja tanggung jawab dan peran pria atau wanita.
Bagaimana mengatasi anak yang kecanduan game hingga sulit disuruh belajar?
Pada dasarnya, kecanduan disebabkan tidak adanya kegiatan lain yang lebih asyik. Untuk mengurangi kecanduan karena banyak efek buruk yang didapat dari kecanduan games, anak butuh kegiatan lain yang bisa mengalihkan perhatiannya.
Cobalah arahkan anak dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan. Misal, mengajak mereka ke tempat favorit di mana mereka dapat mengungkapkan perasaan, harapan dan keinginannya, atau melakukan aktivitas menarik lain di rumah.
Selain menyodorkan alternatif, orangtua juga perlu menata ulang mind set-nya mengenai belajar. Belajar sejatinya adalah proses di mana anak meraih informasi sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pada anak bergaya belajar auditori, mendengar merupakan cara belajar yang paling baik ketimbang membaca. Begitu pula akan berbeda pada anak visual, kinestetik, dan seterusnya.
Bagaimana menyiapkan mental anak menghadapi akil balig, mengingat anak-anak kini banyak yang mendapatkan haid lebih dini?
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, seks edukasi sebaiknya diberikan sedini mungkin, tanpa harus menunggu anak akil balig. Dengan catatan, beri informasi seusai tingkat kematangan.
KOMENTAR